SANGATTA – Pemkab Kutim melalui Dinas Ketahanan Pangan Hortikultura dan Peternakan menggelar rapat koordinasi terkait promosi dan diseminisasi indikasi geografis lewat produk pisang kepok gerecek Kecamatan Kaubun di Ruang Arau Lantai 2 Kantor Bupati Kutim, Kamis (22/2/2024). Kegiatan juga dirangkai dengan pembentukan struktur organisasi Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG).
Rapat dipimpin langsun oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum, Kabag Hukum Setkab Kutim Januar Bayu, perwakilan dari Kemenkumham Kanwil Kaltim, Bappeda hingga Gapoktan terkait.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ardiansyah Sulaiman mengatakan jika kegiatan ini fokusnya bagaimana memberikan perlindungan masyarakat berkaitan dengan indentitas produk.
“Jadi agar produk Kutim dikenal masyarakat di masa mendatang,” tegasnya.
Kemudian ini bagaimana Kutim memantapkan jaminan produknya. Saat ini perlu diketahui dari catatan Bappenas Pusat, jika Kabupaten Kutim memiliki 7 potensi yang harus dikembangkan seperti dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, kehutanan, kelautan dan pertambangan. Namun pertambangan diberhentikan terlebih dahulu karena untuk perlindungan global warming (pemanasan global).
“Kita bangga pertanian kita, sudah masuk pasar global. Dan kita bersyukur dari dana bagi hasil (DBH) sawit kita bagus dan Kutim insyaaallah di 2025-2026 sudah punya industri pengolahan sawit,” beber Ardiansyah.
Dalam momentum rapat itu, DTPHP Kutim turut memutar video testimonial dari Duta Besar Vietnam untuk Indonesia yakni Deni Abdi. Ia mengutarakan jika lebih dari 95 persen usaha di Vietnam dan Indonesia merupakan produk olahan dari UMKM.
“Sudah saatnya produk Indonesia menembus mancanegara,” kata Deni Abdi saat mencicipi produk olahan cemilan Frutiboks dan Kalbana dari UMKM Kecamatan Kaliorang yang produk asalnya dari bahan pisang kepok gerecek,” ulasnya.
Kemudian testimonial video selanjutya dari Atase Kedutaan Perdagangan Indonesia di Singapura yakni Billy Anugerah. Ia memaparkan jika produk Kaltim punya potensi menembus pasar ekpor global.
“Cemilan Frutiboks dan Kalbana ini punya potensi menembus pasar ekspor global dan menjadi kebanggaan masyarakat di Kalimantan. Saya bangga dengan ibu-ibu dari UMKM khusunsya dari Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutim yang memproduksi ini. Semoga KBRI Singapura bisa membantu untuk mempromosikan produk ini di Singapura,” singkatnya usai mencicipi produk yang sama.(Rkt)