spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Santri di Ponpes Hubbul Wathon Diduga Keracunan Makanan, Kini Ditangani Intensif

SANGATTA – Diduga keracunan makanan dari donatur, para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Hubbul Wathon di Jalan M Saleh Kecamatan Sangatta Selatan Km 3 dilarikan ke rumah sakit (RS) yang ada di Sangatta, Kamis (2/5/2024) untuk mendapatkan perawatan intensif.

Diketahui korban santri yang mengalami keracunan makanan berjumlah 22 santri. Dari pantauan media ini, beberapa santri sedang dirawat di tiga rumah sakit yang ada di Sangatta Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

“Korbannya itu ada 22 orang yang parah, yang lain itu cuman berefek mencret, kemudian muntah. Juga ada beberapa orang yang dirawat di Rumah Sakit Pupuk Kaltim (RSPKT), Rumah Sakit Meloy, dan SOHC,” ucap Idris, salah satu orang tua santri yang keracunan ketika diwawancarai wartawan Radar Kutim (Media Kaltim Group) di RSPKT.

Lebih jauh Idris mengatakan, malam kemarin ada perwakilan dari pondok yang mendatangi pihaknya ke rumah sakit. Tujuannya adalah ingin menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik secara kekeluargaan. Namun, pihak orang tua korban menyayangkan pernyataan pihak pondok yang menyatakan bahwa kejadian ini tidak yakin kalau disebabkan oleh keracunan makanan itu.

Baca Juga:   Komitmen PPM, GAM Geber Safety Riding dan Bantu Lapangan di SMPN 1 Kaubun

Sontak Idris selaku orang tua korban anak yang bernama wahyu menjawab, bagaimana mungkin ini bukan keracunan makanan, sementara diagnosis dokter mengatakan demikian. Lalu pihak pondok pun mengatakan bahwa, belum menyampaikan ke pihak donatur karena menjaga pihak pondok jangan sampai nanti pihak donatur berpikir ulang untuk mau menyumbang lagi dan korban ini hanya sepertiga dari yang makan, hanya 20 orang saja.

“Saya bilang kalau pikirannya hanya donatur bagaimana dengan anak-anak kami yang terbaring di rumah sakit ini, masa tidak ada empatinya sama sekali, sementara ada korban. Dan bukan persoalan banyak korban, tetapi ini persoalan adanya korban dan ini nyawa,” sebutnya.

“Masa Pak ustadz tidak ada empatinya sama sekali, lebih mementingkan pondok daripada nyawa anak-anak ini, lebih mementingkan donaturnya dibanding orang tua yang saat ini miris melihat anaknya terbaring di rumah sakit,” ungkapnya.

Sambungnya, beberapa kali dirinya dan beberapa orang tua korban meminta agar memberitahukan siapa donaturnya yang memberi bantuan makanan ke pondok tersebut. Tetapi pihak pondok sama sekali tidak mau memberikan jawaban.

Baca Juga:   Hari Pertama MTQ XVI Kutim Geber 7 Nomor Lomba

“Nah, terkesan ada sesuatu pihak pondok itu menutupi. Nah, itu yang membuat kami kecewa dan curiga, ada apa ini. Sebenarnya maksud kami, kami itu tidak minta apa-apa tapi kemudian apa sih ini masalahnya siapa sih orangnya dan siapa yang bertanggung jawab soal ini, kami hanya ingin tahu penjelasannya,” tegas Idris.

Selain itu, Asep dan Leni orang tua dari Rifqi selaku korban yang sampai saat ini juga masih terbaring di RSPKT menyebutkan bahwa, awalnya hanya 18 orang yang mengalami keracunan. Itu informasi dari grup whatshapp sekolah yang di dalamnya ada orang tua santri, santriwati, dan para ustadz/ustadzah. Namun, tidak lama kemudian semakin bertambah. Mendengar hal itu, pihaknya pun sontak bergegas melihat si anak.

“Anak-anak sudah mulai lemas, pengurus juga ada yang keracunan. Saya datang ke sana langsung bawa ke rumah sakit ruang Unit Gawat Darurat (UGD),” ujar orang tua Rifqi yakni Pak Asep dan Ibu Leni.

“Yang lain itu kena gejala juga, pas malam itu semua ada gejala. Tetapi ustadz tidak membela. Kalau kita dengar ceritanya donasinya katanya hilang. Nah, kenapa kami berani bilang ini adalah keracunan karena kita juga dapat info dari hasil laboraturium bahwa ini disebabkan keracunan,” tegasnya.

Baca Juga:   Dialog Ringan Bersama Jurnalis, Firdaus Siap Membangun Kutim

Sebagai informasi, peristiwa terjadi di hari Minggu tanggal 28 April 2024. Korban diketahui 22 orang. Sebanyak 3 orang dirawat di RSPKT, 2 orang di Rumah Sakit SOHC, 3 orang di Rumah Sakit Meloy, 1 orang di Puskemas Rantau Pulung, dan beberapa dirawat di Puskesmas Wahau yang memang santri/santriwati asalnya dari sana. Nama-nama korban santri yang saat ini mengalami keracunan dan saat ini tengah mendapatkan perawatan yakni Andriansyah, Idris, Faiz, Iqbal, Irevan, Anaqib, Arfah Reza, Rian Apriliansyah, Wahyu, Jaya, Asyrab, Wira, Refandi, Naufal, Rezky.

Hingga berita ini diturunkan, wartawan Radar Kutim tengah mengonfirmasi ke pihak Ponpes Hubbul Wathon. (Rkt2)