SAMARINDA – Memantapkan optimalisasi program merdeka sinyal (internet desa) dalam mendukung transformasi digital, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo Staper) menggelar bimbingan teknis (Bimtek) Pengelolaan dan Pemanfaatan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Aparatur Desa bekerja sama dengan Lembaga Konsultan ALMAS di Crystal Ballroom Hotel Mercure 3rd Floor, Rabu (3/7/2024). Kegiatan ini langsung dibuka oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Kepala Diskominfo Staper Kutim Ronny Bonar Siburian Hamonangan, Anggota DPRD Kutim Agusriansyah Ridwan dan Jimmy, serta narasumber yang berkompeten di bidangnya mulai dari Dosen Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta Ferry Wahyu Wibowo, Lurah Pleret Bantul Yogyakarta Taufik Kamal, Wakil Presiden Direktur TVCC Bandung Nirwan Harahap dan perwakilan dari PT Comtelindo yakni Bambang Widya Dharmanto.
Dalam arahannya saat membuka kegiatan bimtek di depan seluruh perangkat aparatur desa se-Kutim yakni 139 desa, 2 kelurahan dan 2 desa persiapan, Bupati Ardiansyah Sulaiman menegaskan berangkat dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa pengguna informasi salah satunya internet pada awal 2024 sebesar 79, 5 persen dari seluruh jumlah  penduduk Indonesia yang lebih dari 290 juta jiwa. Angka ini pun menunjukkan penggunaan internet di Indonesia sangat tinggi dan menggambarkan interaksi manusia dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah luas sekali.
“Potensi besar Indonesia dalam TIK menjadi langkah nyata mendukung Pemkab Kutim dalam mewujudkan Indonesia digital di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah pun tengah berupaya melakukan percepatan digital didukung terbitnya Perpres 82 Tahun 2023 terkait percepatan pelayanan digital nasional. Tidak terkecuali ketika di Februari 2021 setelah saya dilantik, kita langsung melakukan program pembahasan di APBD 2022 dan pada saat itu kondisi Covid-19 dan semua membutuhkan informasi teknologi, maka program yang dicanangkan yakni Kutim Merdeka Sinyal. Di 2022 kita kebut merdeka sinyal untuk pelayanan di kantor desa dengan layanan internet sehingga dari beberapa desa yang menyampaikan ke Pemda hasilnya adanya pelayanan internet itu sedikit memberikan bantuan warga yang menjadi berguna,” tegas Bupati Ardiansyah.
Ditambahkan Ardiansyah, memang tidak sedikit kantor desa yang masih kondisi byarpet internet, jadi kesimpulannya kita masih belum 100 persen menyiapkan layanan TIK di tengah kebutuhan masyarakat di era informasi ini pemerintah memberikan layanan namun masih kurang.
“Nah hari ini yang dilakukan Diskominfo Staper Kutim memberikan salah satu solusi terkait dengan persoalan yang dihadapi seiring dengan pemerintah sudah merapikan e-kinerja sehingga pemerintah menyiapkan insentifnya yang dapat dinikmati aparatur desa khususnya ASN dalam memanfaatkan TIK dimanapun mereka bekerja,” tegasnya.
Selanjutnya dalam RPJMD 2032 2026 dalam poin ketiga melayani layanan dasar merata dalam infrastruktur teknologi informasi dengan sasaran meningkatkan tata kelola pemerintah.
“Jadi fokusnya diharapkan kualitas pengelolaan meningkat dan layanan publik berbasis internet membangun kewilayahan dalam mendukung pemerintah lewat merdeka sinyal dapat diwujudkan. Penyediaan TIK lewat akses internet di seluruh kantor kepala desa, memang masih mengalami kendala menghadapi sinyal. Namun Pemkab Kutim tidak hanya fokus TIK tapi juga memantapkan sumber daya manusianya (SDM) dalam TIK karena secanggih apapun TIK tidak didukung SDM tidak maksimal. Bimtek ini urgent dalam peningkatan aparatur desa mengelola pemanfaatan TIK sehingga membantu meningkatkan potensi desa dalam segala bidang seperti memaksimalkan kualitas hidup masyarakat dalam mendorong kegiatan ekonomi kerakyatan didukung TIK,” urainya.
Kemudian di era digitalisasi ini mempunyai peran sangat penting dalam percepatan di bidang pendidikan, ekonomi dan administrasi publik karena sangat berdampak signifikan untuk desa.
“Bagi desa yang memang mengembangkan potensinya membutuhkan TIK, untuk itu Kutim menyiapkan konsep presisi dengan harapan mampu menjadi komponen indikator perangkat perkembangan di masing-masing desa. Selanjutnya, mengarah ke sini dibutuhkan perangkat termasuk infrastruktur TIK. Memang saat ini kadang kala fokus pada provider atau institusi seperti Telkom dan lainnya,” paparnya.
Berikutnya, para pemateri yang dihadirkan ini adalah mereka yang memberikan alternatif dalam memanfaatkan TIK apabila infrastruktur tidak tersedia bisa menggunakan satelit.
“Narasumber ini aset negara oleh silakan manfaatkan sebaik-baiknya untuk seluruh peserta yang ikut dalam bimtek. Diskominfo taper Kutim menjadi pengantar utama dalam memberikan pelayanan di tengah masyarakat aparatur desa ini kita harapkan berikutnya bisa menjadi desa presisi dalam digitalisasi dengan memberikan yang terbaik layanan publik dan penyimpanan data. Saya berharap saudara-saudara betul-betul aktif memahami apa yang disampaikan narasumber, contoh saja kita menghadirkan Lurah Pleret Bantul Yogyakarta yang inovasinya sangat luar biasa melahirkan desa digital,” tutupnya.(Rkt)