spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Legislator Hasna Minta Program Lama PPDB Kembali Diterapkan

SANGATTA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat ini memang menjadi sorotan. Sebab, kebanyakan orang tua siswa siswi dilema bahkan sampai-sampai mengadu kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Timur (DPRD Kutim) agar bagaimana caranya anak-anaknya bisa diterima di sekolah negeri.

Persoalannya kemudian, saat ini jenjang Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA-SMK) yang ada di Kutim tidak bisa lagi menampung siswa siswi. Pasalnya, over kapasitas.

Selain itu juga, sudah ada aturan yang berdasarkan pada zonasi. Di sisi lain, ketika semuanya masyarakat hanya menginginkan dan berpandangan negeri sentris. Maka lembaga pendidikan yang lain tidak akan dimanfaatkan.

Pun demikian, ketika ada usulan untuk membangun gedung baru atau menambah ruang kelas yang baru sudah tidak bisa lagi. Karena sudah tidak ada lahan. Selain itu, Bagi jenjang SMA dan SMK itu di bawah koordinasi Provinsi.

Namun, bagi Anggota DPRD Kutim Hasna, tetap berupaya mencarikan jalan keluar persoalan tersebut. Bahkan ia, mengusulkan agar sistem yang dulu dikembalikan. Yakni, bersekolah mulai dari hari Senin sampai Sabtu.

Baca Juga:   Aktivitas Galian C di Dekat Masjid Agung Al-Faruq Disorot, Ramadhani: Ini Melanggar Aturan

Dengan dikembalikannya sistem itu, menurutnya waktu untuk anak bersekolah dapat dibagi menjadi pagi dan sore.

“Setiap tahun begini terus masalahnya, tidak ada solusi, yang masukan Kepala Disdikbud Pak Mulyono tadi pagi dan sore bisa juga itu, dan bisa enda kita kembalikan program yang dulu Senin sampai Sabtu sekolahnya, jamnya bisa dibagi ada masuk pagi dan sore, “ujarnya.

Baginya hanya itu solusi saat ini agar anak-anak itu bisa bersekolah. Pihak Kabupaten menginginkan membangun sekolah baru namun tidak bisa juga. Dikarenakan semuanya diambil alih oleh Provinsi.

Maka dari itu, untuk sementara ini menurut Hasna, penambahan waktu dan hari. Daripada anak-anak ini menganggur dan menunggu 1 tahun lagi. Itupun belum tentu ada solusi penyelesaian masalah PPDB ini.

“Kalau saya pribadi maunya begitu, karen apalagi masalah ini nggak akan selesai, lebih baik jamnya dikurangi kita lanjutkan hari sabtu sekolahnya jadi ada penambahan hari jamnya berkurang, “pungkasnya.(Rkt2/Adv)