spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sektor Pembangunan dan Layanan di Sidrap Jadi Perhatian Novel

SANGATTA – Anggota Komisi A DPRD KutIM dr Novel Tyty Paembonan, menegaskan urgensi perhatian pemerintah terhadap tapal batas dan pembangunan di Kampung Sidrap, yang terletak di Desa Martadinata. Meskipun secara resmi Kampung Sidrap termasuk dalam wilayah Kutim, banyak warga di sana merasa lebih dekat dengan Bontang dan mengungkapkan keinginan untuk bergabung dengan kota tersebut.

“Secara de jure dan de facto, batas antara Kutim dan Bontang sudah jelas. Kampung Sidrap adalah bagian dari Kutim,” ujar dr Novel saat ditemui di Sekretariat DPRD Kutai Timur, Senin (5/8/2024) lalu. Ia menjelaskan bahwa meskipun administrasi menetapkan Sidrap sebagai bagian dari Kutim, kenyataan di lapangan menunjukkan adanya pergeseran perhatian masyarakat yang lebih merasa terhubung dengan Bontang.

Menurut Novel, perhatian pemerintah Kutim terhadap Kampung Sidrap masih kurang optimal.

“Meskipun Sidrap dekat dengan Bontang, Kutim harus menunjukkan komitmen dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat di sana. Ini termasuk penyediaan air bersih dan fasilitas dasar lainnya,” tegasnya.

Salah satu masalah utama yang diidentifikasi adalah kurangnya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat di Kampung Sidrap.

Baca Juga:   Novel Sebut Ada Usulan dari Masyarakat Terkait Raperda HIV/AIDS

“Pemerintah harus lebih aktif dalam membangun komunikasi dengan masyarakat melalui desa agar mereka tidak terpengaruh oleh bujuk rayu pihak lain,” tambah Novel.

Beberapa warga Sidrap telah mengajukan permintaan untuk pindah ke Bontang, mengacu pada alasan kedekatan dan layanan yang dianggap lebih memadai.

“Ini adalah sinyal bagi kita bahwa ada kekurangan yang perlu diperbaiki di wilayah tersebut,” ungkap Novel. Hal ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di wilayah perbatasan.

Legislator dari Partai Gerindra ini menegaskan bahwa Pemkab Kutim harus meningkatkan komunikasi dengan masyarakat dan mempercepat pembangunan di wilayah perbatasan untuk memastikan kesejahteraan mereka.

“Ketika pemerintah memperlihatkan kinerja yang baik dalam pelayanan publik, masyarakat pasti akan merasakan manfaatnya dan tetap merasa menjadi bagian dari wilayah tersebut,” pungkasnya.

Dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan fasilitas dan layanan, diharapkan Kampung Sidrap dapat merasakan manfaatnya dan masyarakatnya merasa lebih terhubung dengan Kutim, memperkuat rasa kebersamaan dan identitas regional.(Rkt/Adv)