spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latih 25 Jurnalis Muda, PWI Kutim Tularkan Ilmu

SANGATTA – Momen usia ke-5 tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kutai Timur (Kutim) pada 5 Oktober 2022 tidak hanya memberikan bantuan sosial 5.000 bibit benih ikan ke Karang Taruna Pemuda Kreatif Masabang Ulu Kecamatan Sangatta Selatan, namun turut memberikan edukasi dalam membangun jurnalis muda bertajuk “Kesah PWI untuk Kutim: Pelatihan Jurnalistik” yang diikuti sebanyak 25 peserta dari organisasi kemahasiswaan, kepemudaan hingga perwakilan tim Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setkab Kutim yang dulu bernama Humas yang digelar selama dua hari mulai Senin (17/10/2022) hingga Selasa (18/10/2022).

Kegiatan yang turut didukung oleh Bagian Umum Setkab Kutim itu dipusatkan di area outdoor Lamin Etam Taman Venus Bukit Pelangi. Jalannya pelatihan berjalan santai dengan diskusi serta tanya jawab terkait materi dari narasumber. Ada pun narasumber didapuk dari para pengurus PWI Kutim.

Di hari pertama, Ketua PWI Kutim Ibnu Djuraid membeberkan cerita sejarah pers berdiri hingga seluruh wartawan harus berpegang teguh dengan kode etik jurnalistik (KEJ).

Baca Juga:   Polres Kutim Ungkap Sindikat Pencurian, Residivis Pecah Kaca dan Illegal Oil Ditangkap

“Karena dalam menjalankan tugas jurnalistik, wartawan harus patuh kepada KEJ. Karena KEJ ini kita tidak membuat berita asal-asalan yang akhirnya berhadapan dengan hukum. Harus sesuai fakta penulisannya hasil reportase kepada narasumber yang berkompeten sesuai UU Pers Nomor 40 Tahun 1999,” bebernya.

Kemudian materi kedua, Sekretaris PWI Kutim Wardi juga mengarahkan seluruh peserta bisa memahami angle berita. Buat saja berita yang mudah dipahami.

“Sama saja ketika kita memotret bagaimana menentukan angle foto yang kita angkat. Sederhananya begini, rekam dulu di otak liputan apa saja yang menarik untuk dituangkan ke dalam pemberitaan kita, jika sudah langsung mengalir saja penulisannya,” jelas wartawan senior Sangatta tersebut.

Dilanjutkan dengan pemateri berikutnya yakni dari Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kutim Dedy yang mengangkat bagaimana teknik wawancara kepada narasumber.

“Intinya ketika wawancara dorstop (tatap muka) perlu etika baik dan izin. Lansung bertanya ke poin utamanya dan tidak embel-embel pertanyaannya yang tidak penting,” ulasnya.

Di hari kedua, Bendahara PWI Kutim Irfan Aditama turut menyalurkan pengalamannya dalam foto jurnalistik dasar. Menurutnya, semua orang bisa mengambil foto jurnalistik di area publik tanpa perizinan.

Baca Juga:   Kenal Pamit Kapolres Kutim, Ardiansyah: Kebersamaan Terus Terjalin Baik

“Di sini lah kita bisa hunting foto-foto human interest karena berada di ruang publik. Berbeda kita harus memotret di objek vital seperti bandara maupun di mal karena mereka punya SOP ketat jadi memang diperlukan perizinan resmi. Usahakan dekat dengan objek yang ada, maenkan insting dan kepekaan pikiran untuk mengasah naluri jurnalistik visual,” urai mantan pewarta foto SKH Kaltim Post tersebut.

Berikutnya, Redaktur Pro Kutim (media online Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setkab Kutim) Fujiono mengulas bagaimana tips penulisan dalam sebuah berita. Untuk itu, ada hal-hal yang ditempuh oleh wartawan yakni observasi dan wawancara tujuannya supaya informasi disampaikan secara valid.

“Dalam penulisan sebuah berita, wartawan wajib memenuhi unsur what (apa), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), bagaimana (how) atau disebut 5 W+1H serta mempedomani KEJ. Bisa dijadikan rujukan atau referensi buat teman-teman peserta dengan membaca media online yang sudah kuat pembacanya seperti Tempo, Detik hingga Kompas online,” tegasnya.

Sesi pelatihan ditututp oleh Owner Warta Kutim Imran Amir yang mengulas apa saja produk-produk jurnalistik yang mencakup surat kabar, tabloid, majalah, buletin, radio, televisi, dan media online.

Baca Juga:   Fokus Sejahterakan Warga Kutim, Pansus Seriusi Perda PKP

“Adapun isi surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat digolong dalam tiga kelompok besar, yakni berita (news), opini (views), serta iklan. Dari ketiga hal tersebut, yang merupakan produk jurnalistik adalah berita dan opini. Meski teknik yang digunakan merujuk pada jurnalistik, tetapi iklan bukanlah produk jurnalistik,” singkatnya.

Di akhir kegiatan, panitia pelaksana (panpel) mereview hasil tugas tulisan para peserta sekaligus memberikan sertifikat kepada seluruh peserta. Dijadwalkan akan ada sesi hunting foto jurnalistik bersama PWI Kutim di akhir bulan Oktober bersama para peserta dan tiga foto terbaik diberikan hadiah menarik dari PWI Kutim. (Rkt1)