SANGATTA – Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pengalaman hidup sebagai “kampus sejati” bagi peserta didik setelah lulus dari pendidikan formal. Pernyataan tersebut disampaikan Ardiansyah saat menjadi inspektur upacara pada apel pagi di SMA Islam Terpadu Darussalam, Sangatta Utara, Senin (9/9/2024) kemarin.
Dalam pidatonya, Ardiansyah menggarisbawahi bahwa sekolah formal merupakan fondasi penting, namun pengalaman hidup setelahnya merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan.
“Sekolah formal memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang normatif, tetapi pengalaman hidup yang sesungguhnya memberikan keterampilan praktis dan nilai-nilai sosial yang tidak sepenuhnya diajarkan di ruang kelas,” ujarnya.
Bupati Ardiansyah juga menekankan bahwa interaksi dengan berbagai kelompok masyarakat pasca-lulus membantu siswa mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan kemampuan bekerja dalam tim.
“Dalam bergaul, anak-anak membangun keterampilan untuk memecahkan masalah dan ketahanan mental, yang semuanya penting untuk menghadapi tantangan kehidupan nyata,” jelasnya.
Menurut Ardiansyah, beberapa keterampilan krusial seperti adaptasi, negosiasi, dan tanggung jawab sosial seringkali tidak diajarkan di kelas.
“Pendidikan formal sangat penting, tetapi keterlibatan aktif dalam masyarakat dan pengalaman praktis setelah lulus juga sangat berharga. Ini membentuk individu yang siap menghadapi berbagai aspek kehidupan,” ungkapnya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, Pemkab Kutim berpedoman pada UUD 1945 dengan menyiapkan anggaran sebesar 20 persen dari APBD untuk sektor pendidikan. Ardiansyah menambahkan bahwa meski pandemi Covid-19 sempat mempengaruhi sektor pendidikan, Kutim justru mengalami surplus APBD.
“Pandemi memberikan dampak signifikan terhadap pendidikan. Untuk itu, kami memberikan bantuan program kepada seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, termasuk dalam bentuk fisik bangunan sekolah, sarana prasarana, dan peningkatan kualitas para guru,” tegasnya.
Selain itu, Ardiansyah mengungkapkan bahwa Pemkab Kutim berencana untuk meningkatkan program pendidikan dari 12 tahun menjadi 13 tahun.
“Kami menyadari pentingnya pendidikan sejak dini. Dulu pendidikan formal hanya mencakup SD hingga SMA, tetapi kami akan memperluasnya mulai dari tingkat PAUD. Terobosan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM unggul di Kutim,” sebutnya.
Ardiansyah menutup pidatonya dengan harapan agar langkah-langkah ini dapat membantu membentuk generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan dukungan yang kuat dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan praktis, Kutim berkomitmen untuk memajukan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakatnya.(Rkt)