spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pecahkan Rekor MURI, 1.500 Pelajar Sangatta Melukis Batik Wakaroros

SANGATTA– Sebanyak 1.500 pelajar dari tingkat SMP dan SMA dari 32 sekolah yang ada di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan berkumpul di lapangan Polder Ilham Maulana memecahkan rekor MURI dengan membuat lukisan khas Kutai Timur yaitu batik Wakaroros.

Pjs Bupati Kutim Agus Hari Kesuma dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi lintas sektor yang terwujud dalam acara ini. Ia mengatakan bahwa pemecahan rekor ini menjadi bukti nyata bagaimana budaya lokal Kutim mampu menjadi daya tarik nasional dan internasional.

“Ini adalah kesekian kali kita berhasil mencatatkan Rekor MURI di Kutim. Sebelumnya, kita mencatat rekor memancing dengan peserta terbanyak serta masakan ikan tuna terbanyak dengan resep bumbu bawang tiwai. Hari ini, kita mengulang kesuksesan dengan melukis batik Wakaroros terbanyak,” ujar Agus, Selasa (29/10/2024).

Bagi Agus, pemecahan rekor ini tidak sekadar soal angka, tetapi lebih kepada bagaimana generasi muda Kutim dapat terlibat langsung dalam pelestarian budaya lokal. Ia menekankan pentingnya pemahaman akan warisan budaya di kalangan generasi muda, terutama mereka yang masuk dalam bonus demografi.

Baca Juga:   Jadi Sahabat Kritis, Demokrat Kutim Keluar dari Koalisi ASKB

“Generasi muda di Kutim harus mampu menjaga, memahami, dan merasa bangga dengan warisan budaya kita. Dengan begitu, mereka bisa menjadi penggerak kemajuan daerah ini menuju kesejahteraan,” harap Agus.

Ribuan Pelajar dari SMP dan SMA yang ada di Sangatta Utara san Selatan ikut melukis batik wa karotis khas Kutim. (Istimewa)

Sementara Kadisdikbud Kutim, Mulyono mengatakan bahwa batik motif Wakaroros merupakan khas Kutim itu sudah pernah tampil sampai ke Mancanegara sehingga harus dicatat dalam Rekor Muri sebagai bentuk kebersamaan dalam kebudayaan.

“Jangan salah, batik Wakaroros khas Kutim ini sudah pernah tampil dalam event nasional bahkan sudah tampil di Amerika juga, jadi ini bukti bahwa budaya kita bisa go internasional,” jelasnya.

Ia berharap tidak hanya batik khas Kutim motif Wakaroros saja yang bisa dicatat dalam rekor muri tetapi budaya lain juga bisa karena Kutim merupakan kabupaten dengan keanekaragaman budaya yang sangat banyak.

Dengan pencatatan rekor muri juga bisa menjadi media untuk memperkenalkan dan mempublikasi budaya Kutim.

“Wakaroros ini merupakan Batik Khas Kutim yang berasal dari Dayak Basap, dengan motif ukiran kayu Dayak Basap yaitu motif Akar Oros, dan Tanaman Paku yang menjadi identitas Kutim,” pungkasnya. (RK)

Baca Juga:   Solar Langka, Antrean Truk Juga Mengular di Kutim

Most Popular