SANGATTA – Ketua Komisi C DPRD Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah, angkat bicara terkait keluhan masyarakat yang ramai dibicarakan di media sosial tentang proyek pengerjaan parit yang dianggap asal-asalan. Menanggapi hal tersebut, Ardiansyah langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tiga lokasi proyek di Kutim, termasuk di Loa Mali, Sangatta Selatan.
Hasil sidak itu mengejutkan. Proyek-proyek tersebut ditemukan dikerjakan secara tidak sesuai standar.
“Kami baru saja melakukan sidak di tiga lokasi proyek, yaitu di Desa Bumi Sejahtera, Kecamatan Kaliorang, kemudian di Loa Mali, Sangatta Selatan, dan Kanal Satu, Sangatta Utara. Pengerjaan proyek infrastruktur ini sangat kacau,” ungkap Ardiansyah, Jumat (20/12/2024).
Ia mencontohkan proyek drainase di Loa Mali, Sangatta Selatan, yang ternyata sangat rapuh hingga bisa dibongkar hanya dengan tangan.
“Tidak hanya satu, kami sudah menemukan tiga pengerjaan proyek yang asal-asalan. Ini tentu sangat merugikan masyarakat,” tegasnya.
Ardiansyah menyayangkan sikap kontraktor yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya pengawasan dari Dinas PUPR dan Perkim. Untuk itu, Komisi C DPRD Kutim berencana memanggil pihak terkait untuk hearing pada Senin (23/12/2024) mendatang.
“Logikanya, kalau di daerah kota saja mereka berani melakukan proyek asal-asalan ini, apalagi di kecamatan yang jauh dari Sangatta. Kami sudah memberi kesempatan tiga hari kepada dinas terkait untuk melakukan perbaikan sejumlah infrastruktur itu,” kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Ardiansyah juga menyoroti ketidakhadiran papan proyek di beberapa lokasi pengerjaan, yang menurutnya menambah buruknya tata kelola proyek tersebut.
“Kami kecewa dengan hasil kerjanya. Begitu juga yang ada di Kaliorang, sama sekali tidak sesuai harapan. Pengawasan dari dinas terkait harus lebih ketat. Percuma proyek banyak kalau kerjanya asal-asalan. Yang dirugikan tetap masyarakat,” tambahnya.
Pewarta: Ramlah
Editor: Agus S