SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berupaya membuka keterisolasian wilayah-wilayah pelosok. Salah satu langkah strategis diwujudkan melalui rapat perencanaan pembangunan jalan penghubung sepanjang 92 kilometer yang akan menghubungkan Desa Manubar, Desa Sandaran, hingga Desa Tanjung Mangkalihat di Kecamatan Sandaran.
Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Kutim, dan digelar di Ruang Arau pada Selasa (15/4/2025). Jalan ini dirancang sebagai akses utama untuk tiga desa yang selama ini sulit dijangkau akibat minimnya infrastruktur.
Rencana ini disambut antusias oleh masyarakat dan menjadi harapan besar untuk meningkatkan kesejahteraan warga di wilayah pesisir tersebut.
“Dengan terbukanya akses jalan, masyarakat akan lebih mudah menjangkau layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ini bukan hanya pembangunan fisik, tapi juga pembangunan kehidupan,” tegas Bupati, Selasa (15/4/2025).
Dalam pertemuan itu, turut hadir Plt. Camat Sandaran, perwakilan legislatif, serta Kepala Dinas PUPR dan Kabid Bina. Mereka bersama-sama membahas tahapan pembangunan, termasuk kajian teknis, kondisi geografis, serta skema pembiayaan yang akan diterapkan.
Bupati menegaskan proyek ini akan menjadi prioritas karena menyangkut kepentingan masyarakat luas, khususnya mereka yang selama ini kesulitan mengakses fasilitas dasar akibat minimnya infrastruktur jalan.
“Sandaran punya potensi besar, baik dari sektor perikanan, perkebunan, maupun pariwisata. Kita harus dukung dengan akses yang layak,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sepanjang 16,4 kilometer dari Seriung hingga Desa Sandaran belum memiliki badan jalan.
“Ini yang ingin kita buat badan jalannya. Kami berharap pembangunan jalan ini dapat terintegrasi dengan jalur wisata, terutama pantai yang ada di Kecamatan Sandaran,” pungkasnya.
Pembangunan jalan Manubar–Sandaran–Tanjung Mangkalihat ini diharapkan bisa dimulai segera setelah proses perencanaan rampung, sebagai bagian dari langkah strategis pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Kutai Timur.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R