SANGATTA – Tak semua orang pensiun untuk beristirahat. Ada pula yang justru melihat masa pensiun sebagai waktu terbaik untuk kembali berkontribusi. Itulah semangat yang dibawa para anggota Persatuan Purnabakti Karyawan (PPK) PT Kaltim Prima Coal (KPC) saat mereka melangkah masuk ke ruang Hearing DPRD Kutai Timur, Selasa (6/5/2025) pagi.
Tak sekadar berkunjung, mereka datang membawa misi menawarkan tenaga, pikiran, dan pengalaman mereka untuk ikut membentuk masa depan Kutim lewat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
“Kami bukan datang untuk nostalgia,” ujar Dahlan Langgunu, Ketua PPK-KPC yang diwawancarai usai menghadiri Hearing di DPRD Kutim.
“Kami datang dengan kemampuan, jaringan, dan pengalaman puluhan tahun di dunia tambang dan kami ingin itu dimanfaatkan untuk Kutim,” tambahnya.
Dahlan menyampaikan bahwa Kutai Timur tidak hanya kaya sumber daya alam, tapi juga sumber daya manusia. Hanya saja, belum ada wadah konkret yang bisa mengorganisasi para tenaga ahli pascapensiun ini. Maka PPK-KPC dibentuk sebagai jembatan antara pengalaman dan kebutuhan pembangunan daerah.
Gayung pun bersambut, Pandi Widiarto, Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Kutim, menyambut antusias tawaran itu. Menurutnya, kolaborasi seperti ini penting di tengah tantangan besar pembangunan ke depan.
“Saya pribadi ingin ini tidak berhenti di sini. Kita perlu tindak lanjut; mungkin dengan audiensi bersama Bupati atau Wakil Bupati,” ujar Pandi.
Tak hanya itu, ia mengusulkan adanya payung hukum atau MoU agar kerja sama PPK-KPC dan Pemkab Kutim memiliki pijakan kuat. Apalagi, saat ini DPRD sedang membahas RPJPD hingga puluhan tahun ke depan. “Hari ini kita bicara B40, siapa tahu 50 tahun lagi kita sudah di B100,” katanya, merujuk pada wacana hilirisasi nasional di sektor energi.
Pandi juga menyinggung realitas Kutai Timur yang luas wilayahnya tak sebanding dengan jumlah penduduk. Menurutnya, ada banyak potensi tersembunyi yang bisa digali jika pemerintah tak bekerja sendirian.
“Kehadiran para purnabakti ini bisa jadi tim teknis yang mumpuni. Bayangkan, kita punya orang-orang berpengalaman tapi selama ini seperti harta karun yang belum dibuka,” sebutnya.
Harapannya, keterlibatan PPK-KPC dalam proses pembangunan bisa memberikan arah yang jelas bagi masa depan Kutim, terutama bagi generasi muda.
“Jangan sampai ketika batu bara habis, anak-anak muda kita justru harus keluar daerah mencari pekerjaan. Kita harus siapkan dari sekarang,” pungkasnya.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R