spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Investor China Belum Deal, Kutim Minta Target Investasi Ditinjau Ulang

SANGATTA – Pemkab Kutim meminta Pemprov Kaltim meninjau kembali target investasi yang dibebankan kepada mereka. Alasannya, salah satu komponen besar dari target tersebut—yakni investasi dari perusahaan asal Tiongkok—hingga kini belum terealisasi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutim, Darsafani, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, target investasi dari provinsi yang dibebankan kepada Kutim sebesar Rp 12 triliun. Namun, realisasi yang berhasil dicapai hanya sekitar Rp 9,452 triliun, atau 77,29 persen dari target.

Sementara itu, secara internal Pemkab Kutim menetapkan target investasi sebesar Rp 9 triliun dan justru berhasil melampauinya, dengan capaian 105 persen dari target yang ditetapkan sendiri.

“Target dari provinsi terlalu tinggi karena diasumsikan akan ada investasi dari PT Anhui, perusahaan asal Tiongkok. Tapi sampai sekarang mereka baru membooking lahan saja di KEK Maloy, belum ada MoU,” jelas Darsafani, Senin (19/5/2025).

Diketahui, PT Anhui telah memesan lahan seluas 300 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan resmi yang mengikat secara hukum antara investor dan pengelola kawasan.

Baca Juga:   Pedagang di Pasar Tumpah Ogah Pindah, Khawatir Kehilangan Pendapatan
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutim, Darsafani, saat ditemui di ruang kerjanya. (Ramlah/Media Kaltim)

“Karena belum ada ikatan hukum, nilainya belum bisa dihitung sebagai realisasi investasi. Kami sudah menyampaikan hal ini ke provinsi agar target disesuaikan dengan kondisi yang ada,” tambahnya.

Meski demikian, Kutim tetap mencatat kinerja positif dalam sektor penanaman modal. Realisasi investasi tahun 2024 berasal dari berbagai sektor, antara lain pertambangan, perkebunan, industri makanan, serta kimia dan farmasi.

“Pertambangan dan perkebunan masih menjadi sektor dominan, tapi sektor lainnya juga mulai tumbuh,” ujarnya.

Darsafani juga berharap pengembangan KEK MBTK terus dilakukan agar kawasan tersebut benar-benar menjadi magnet investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Kami optimistis. Asal targetnya realistis dan pengembangan kawasan terus dilakukan, capaian investasi Kutim bisa terus meningkat,” tutupnya.

Pewarta: Ramlah
Editor: Agus S