spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Netizen: Kalau Memang Peduli Sidrap, Buktikan, Jangan Cuma Koar-koar!

SANGATTA – Ketegangan antara Kutai Timur (Kutim) dan Bontang terkait status Kampung Sidrap kembali memantik respons publik.

Sindiran keras Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, yang menyebut Agus Haris, “baru menjadi wakil wali kota” dan “tidur” dalam urusan Sidrap, justru memantik amarah warga dan netizen.

“Sidrap itu dari dulu kita perhatikan, mereka aja yang tidur,” ucap Mahyunadi dalam video yang viral di media sosial, sembari menegaskan bahwa Kutim telah lama merancang pemekaran Sidrap sebelum adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun, narasi tersebut dibalas pedas warga dunia maya. Di kolom komentar unggahan instagram @Media_Kaltim, netizen menyebut pernyataan itu sekadar klaim tanpa bukti nyata di lapangan.

“Belasan tahun saya hidup di Sidrap pak, tidak ada air bersih PDAM. Warga sampai patungan tiap rumah tangga agar PDAM bisa masuk. Datang dulu ke lapangan, jangan bacot aja depan wartawan,” tulis akun @sughesabhank28 yang mendapat banyak dukungan.

Tak sedikit yang menantang Mahyunadi untuk turun langsung dan berdiskusi terbuka dengan warga Sidrap.

BACA JUGA :  Sempat Diminta Kosongkan Gedung, PMI Kutim dan PT KPC Sepakati Kelanjutan Operasional Gedung PMI

Beberapa bahkan menyindir, jika perhatian dari Kutim memang nyata sejak dulu, mengapa warga Sidrap lebih memilih mengurus administrasi dan layanan ke Kota Bontang.

Baca Juga:   Kantongi 30 Paket Sabu, Pemuda di Sangatta Selatan Dicokok Polisi

“Kalau dari dulu diperhatikan, kenapa masyarakat lebih memilih Bontang? Fasum aja minim, warga sakit aja larinya ke Bontang,” timpal netizen lainnya.

Komentar lain juga menyinggung lambannya respons Pemkab Kutim terhadap kebutuhan dasar warga seperti KTP, air bersih, hingga pelayanan kesehatan.

Beberapa netizen mengajak agar dilakukan debat terbuka antara Pemkot Bontang dan Pemkab Kutim demi kejelasan nasib warga Sidrap.

Konflik Sidrap ini memang bukan soal peta wilayah semata, melainkan soal siapa yang benar-benar hadir di tengah rakyat.

Netizen pun menutup diskusi dengan satu harapan: “Kalau benar peduli, jangan banyak omong. Datang langsung, buktikan.”. (MK)

Editor: Agus S