SANGATTA – Curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir membuat kualitas air sungai di Sangatta, Kutai Timur (Kutim), semakin keruh. Meski demikian, Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim memastikan distribusi air bersih ke masyarakat tetap aman.
Direktur Perumdam Kutim, Suparjan, menyampaikan bahwa pihaknya memilih pendekatan berbeda dalam menghadapi tantangan ini. Alih-alih menambah bahan kimia secara terus-menerus, pihaknya lebih mengandalkan optimalisasi alat di instalasi pengolahan air (IPA).
“Kalau beli bahan kimia terus, bisa habis anggaran kita. Jadi, alat di WTP (Water Treatment Plant) ini kami rawat dan maksimalkan supaya tetap menghasilkan output terbaik, meski kualitas air bakunya naik-turun,” jelas Suparjan, Senin (27/5/2025).
Menurutnya, fluktuasi kualitas air baku memang membuat proses pemurnian semakin kompleks. Namun, dengan teknologi yang dimiliki saat ini, Perumdam masih mampu memproduksi air yang memenuhi baku mutu.
“Tantangannya memang pada kualitas air baku yang berubah-ubah. Tapi kuncinya ada pada alat dan proses kami. Kami pastikan air yang didistribusikan ke pelanggan sudah sesuai standar,” tegasnya.
Suparjan juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian sungai sebagai sumber air baku utama. Ia menilai, kondisi keruhnya air Sungai Sangatta tidak lepas dari dampak aktivitas manusia, seperti pertambangan dan perkebunan.
“Kalau bicara air baku, ini urusan banyak pihak. Ada sawit, tambang, dan aktivitas lain. Kita mau tutup tambang? Tentu tidak semudah itu, karena ada juga aktivitas ekonomi di sana. Tapi perusahaan-perusahaan ini semestinya ikut menjaga sungai,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah menyampaikan usulan dan harapan kepada pemerintah daerah maupun provinsi agar mendukung upaya pelestarian sumber air.
“Menjaga air tetap jernih seperti dulu bukan hal yang mudah. Tapi kalau semua pihak ikut terlibat, dampak negatifnya bisa diminimalkan,” pungkasnya.
Penulis: Ramlah
Editor: Agus S