SANGATTA – Pemerintah Kutai Timur (Kutim) mencatat prestasi membanggakan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Kutim turun dari 29 persen menjadi 20,6 persen hanya dalam waktu satu tahun.
Penurunan hampir 9 persen ini menjadi yang tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim). Capaian yang jauh melampaui target awal penurunan sebesar 2,2 persen.
“Ini di luar ekspektasi kami. Penurunan terbesar sejauh ini di Kaltim,” ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Achmad Junaedi, Rabu (11/6/2025).
Meski demikian, Pemkab Kutim menegaskan capaian ini bukan alasan untuk berpuas diri. Target nasional masih berada di angka 14 persen, dan upaya terus dilakukan agar Kutim bisa menyusul standar tersebut.
Capaian luar biasa ini disebut sebagai hasil dari kerja kolaboratif yang dilakukan secara berlapis dari desa hingga kabupaten, dari kader posyandu hingga pemimpin daerah.
“Kami libatkan semua pihak. Desa, kader, PKK, perangkat daerah, semuanya bergerak bersama,” jelas Junaedi.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, bahkan sudah mengeluarkan edaran agar semua pemangku kepentingan termasuk perusahaan swasta ikut ambil bagian.
“Yang penting kerja nyata. Saya sudah minta semua stakeholder dilibatkan, termasuk sektor swasta,” ujarnya.
Selain kerja antarlembaga, peran keluarga dan komunitas lokal menjadi perhatian utama. Ketua TP-PKK Kutim, Siti Robiah Ardiansyah, menyebutkan bahwa PKK ikut aktif menghidupkan kembali Tempat Penitipan Anak (TPA) sebagai bentuk dukungan terhadap pengasuhan anak usia dini.
“Belum semuanya terdata resmi, tapi kami terus mendorong agar tempat-tempat tersebut bisa jadi bagian dari gerakan pencegahan stunting,” ungkapnya.
DPPKB juga menekankan bahwa keberlanjutan program akan sangat bergantung pada keterlibatan keluarga.
“Kita tidak bisa hanya andalkan program formal. Edukasi kepada masyarakat, terutama keluarga berisiko tinggi, sangat penting,” tegas Junaedi.
Untuk mencapai target nasional, Pemkab Kutim akan terus memperkuat sosialisasi, edukasi, dan intervensi berbasis data. Peran media pun diharapkan bisa menjadi bagian penting dari gerakan ini.
“Kami berharap teman-teman media membantu mengedukasi masyarakat,” tutup Junaedi.
Kolaborasi yang nyata telah membuktikan hasilnya. Kini, langkah berikutnya adalah memastikan keberhasilan ini terus tumbuh demi anak-anak Kutim yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R