SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) punya sektor ekonomi yang luas selain tambang batu bara, daerah ini memiliki perkebunan, kelautan, pertanian dan peternakan.
Kutim dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang cukup fantastis, yang nilainya Rp 9,1 triliun di tahun 2024 ini, mestinya bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Namun, lain hal yang disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim Sayid Anjas. Bahwa dengan APBD yang begitu banyak peruntukannya lebih condong kepada infrastruktur.
“Jadi APBD kita lebih banyak ke infrastruktur, karena luasan kita besar,” ujarnya ditemui awak media.
Tetapi, untuk persoalan perkebunan bukan berarti tidak ada, hanya saja untuk ke sana nilainya tidak terlalu besar dibanding dengan infrastruktur.
“Kalau perkebunan kan sudah ada Dana Bagi Hasil (DBH) sawit. Tetapi tidak terlalu banyak, hanya sekitar berapa miliar, peruntukannya untuk jalan-jalan sawit,” kata Anjas.
Ia menjelaskan alasan mengapa kemudian peruntukan APBD tersebut lebih kepada infrastruktur, karena Kutim luas dan besar bahkan persentasenya banyak di infrastruktur jalan, terutama yang ada di pelosok yakni kecamatan dan perdesaan.
“Pada intinya APBD Kutim banyak digunakan di infrastruktur karena Kutim ini besar, persentasenya banyak di jalan antarkecamatan,” tandasnya. (Rkt2/Adv)