SANGATTA – Sebagai daerah penghasil batu bara terbesar di Indonesia, APBD Kutim hingga saat ini masih sangat tergantung dari sektor pertambangan. Ada sekitar 80 persen APBD Kutim berasal dari royalti sektor pertambangan batu bara dan migas. Namun saat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Jangka Panjang (RKPDJP) ke-2 beberapa waktu lalu di Samarinda tidak menyertakan sektor pertambangan sebagai sektor unggulan dalam meningkatkan fiskal daerah. Demikian hal ini disampaikan Bupati Ardiansyah Sulaiman saat menghadiri syukuran dan peresmian Sekretariat Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Kutim, Sabtu (11/11/2023) lalu.
“Bappenas menyebutkan ada 7 sektor yang menjadi pondasi bagi Kutim dalam meningkatkan fiskal daerah yakni sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, kehutanan dan pariwisata. Sektor pertambangan tidak lagi disebutkan. Ini menjadi tantangan yang harus disiapkan sejak dini,” Ardiansyah didampingi Wabup Kasmidi Bulang yang turut hadir.
Ditambahkannya, Kutim saat ini menjadi “superhub” atas keberadaan IKN di Kaltim. Artinya menjadi penyangga utama perekonomian IKN.
“Kuncinya adalah hilirisasi. Tidak ada lagi ekspor “raw material” atau bahan mentah tetapi harus ada turunan dari bahan utama itu. Seperti industri sawit dan turunannya, industri kelautan dan perikanan, peternakan serta pengembangan pariwisata. Jadi saya menawarkan kepada pengusaha asal Toraja untuk berinvestasi dalam bidang -bidang tersebut,” ajak Ardiansyah.
Tahun 2030 mendatang pemerintah pusat akan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan secara bertahap beralih ke bahan bakar energi hijau atau bio diesel yang lebih ramah lingkungan.
“Peluang dan potensi dari sektor perkebunan dan pertanian ini sangat besar. Contoh seperti kebutuhan gula kristal dari produk nenas yang sangat diminati masyarakat Polandia bahan bakunya ada di Kecamatan Batu Ampar,” terangnya.
Di akhir sambutannya, Bupati Ardiansyah menyampaikan selamat menggunakan sekretariat ini dengan baik.
“Semoga bermanfaat bagi warga Toraja dan Kutim lainnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan dan Peresmian Sekretariat IKAT Kutim Letkol Czi Pabate menjelaskan bahwa pembangunan ini dimulai sejak Maret 2021 dan selesai bulan November 2021 terdiri dari satu “Tongkonan” dan 3 buah “Alang” atau lumbung padi.
“Terima kasih atas dukungan Pemkab Kutim dan juga seluruh sub kerukunan IKAT sehingga bangunan ini selesai dan bisa difungsikan. Ada sedikitnya 38 sub kerukunan yang telah berpartisipasi dalam pembangunan sekretariat IKAT ini. Sekretariat ini bisa berdiri tentu dilandasi rasa kekompakan dan gotong royong yang tinggi. Saya sangat merasakan bagaimana eratnya persaudaraan yang terjalin selama tugas sebagai Komandan Kodim 0909 Kutim,” ungkap Pabate.
Sebelumnya, Ketua IKAT Kutim Pither Buyang menyebutkan sekretariat ini menjadi motivasi bagi pengurus dalam meningkatkan pelayanan di masyarakat Toraja yang ada di Sangatta dan sekitarnya. Dalam sambutannya Piter Buyang mengingatkan warga Toraja untuk senantiasa berdoa bagi pemerintah dan kesejahteraan kota Sangatta.
Piter juga menyebutkan “Tongkonan” ini juga bisa menjadi obyek wisata yang dapat digunakan seluruh warga Sangatta.
“Kalau belum sempat berwisata atau kangen mau ke Toraja bisa lebih dulu berkunjung ke tempat ini, silakan terbuka bagi siapa saja,” sebutnya.(Rkt)