SANGATTA – Hujan deras yang melanda kawasan Sangatta Selatan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir yang merendam sejumlah sentra pertanian. Akibatnya, pasokan sayur mayur ke Pasar Induk Sangatta (PIS) terganggu, memicu lonjakan harga sayuran di pasar.
Beberapa jenis sayuran mengalami kenaikan harga yang signifikan. Cabai merah, yang sebelumnya dijual seharga Rp70.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp140.000. Tomat yang biasanya dijual Rp10.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp25.000.
Harga bayam dan kangkung juga mengalami kenaikan dua kali lipat, dengan bayam yang biasanya seharga Rp7.000 per ikat kini menjadi Rp12.000, dan kangkung yang naik dari Rp4.000 menjadi Rp10.000. Sawi, yang menjadi salah satu sayuran paling terpengaruh, naik tajam dari Rp7.000 menjadi Rp18.000 per ikat.
”Harga sawi jadi paling tinggi karena pada saat banjir banyak yang rusak, ada juga kebunnya yang terendam banjir dan akhirnya menjadi layu serta mati. Sama dengan bayam juga demikian, dan sekarang kita masih bisa bersyukur karena sayurnya masih ada walau mahal,” ujar Mama Yoga, seorang pedagang sayur di Pasar Induk Sangatta yang ditemui, Rabu (29/1/2025).
Selain itu, harga wortel dan kentang yang biasanya dijual seharga Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram kini mencapai Rp24.000. Mentimun yang semula seharga Rp5.000 hingga Rp8.000, kini dijual seharga Rp14.000 per kilogram. Buncis juga naik dari Rp15.000 hingga Rp20.000 menjadi Rp28.000 per kilogram.
“Kita hanya mengikuti harga pasaran karena dari daerah Jawa maupun Sulawesi sudah naik jadi kita di Sangatta juga menjual dengan harga yang sesuai modal pembelian nya di sana. Kalau untuk harga sayuran hijau itu memang naik karena banjir, sayuran hijau kita ambil dari petani di Sangatta Selatan. Terutama untuk harga cabai sudah bertahan selama 2 bulan masih tinggi,” jelas Mama Yoga.
Kenaikan harga ini dikeluhkan oleh para pembeli, terutama pedagang makanan yang bergantung pada pasokan sayuran segar setiap hari.
“Biasanya saya beli cabai dan tomat dalam jumlah banyak untuk usaha warung makan. Sekarang harganya naik drastis, jadi harus cari alternatif atau mengurangi porsi,” keluh Elvi, seorang pedagang nasi uduk.
Banjir yang melanda Sangatta Selatan sebagai kawasan pertanian menyebabkan petani mengalami kerugian besar. Masyarakat berharap kondisi ini segera membaik agar harga sayuran kembali stabil dan terjangkau.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R