spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dialog Pemkab Kutim bersama BNNP Kaltim, Sharing Program

SANGATTA – Dalam malam ramah tamah bersama Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim Brigjen Pol Edhy Moestofa di Coffee Room Hotel Royal Victoria, Selasa (6/9/2022) malam, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman memaparkan kondisi terkini Kutim.

Terkait investasi, sektor ini naik 300 persen dimana triwulan pertama nilai investasi di Kutim mencapai Rp 3 triliun yang didapatkan dari kegiatan perkebunan dan pertambangan. Nah, jika ditambah masuknya investasi pabrik gas metanol ada sekitar Rp 35 triliun ditambah Kobexindo Rp 15 triliun. Ini luar biasa dan ke depannya investasi di Kutim terus bergeliat.

“Namun, BKPM belum mencatat, karena untuk gas metanol dan Kobexindo belum berproduksi masih dalam proses. Kami pun bangga dari investasi yang masuk ini masyarakat bisa ambil bagian karena kami mempersiapkan pekerja lokal untuk diterima sebagai tenaga kerja dan lebih menyiapkan infrastrukturnya yang repsentatif,” urainya.

Untuk daerah pesisir, Kutim memiliki potensi dengan isi lautnya dan ini menjadi tantangan tersendiri. Pemkab Kutim pun bekerja sama dengan Lanal Sangatta dengan membangun Kampung Bahari Nusantara di Pulau Miang.

Baca Juga:   Disdikbud Kutim Beri 101 Penghargaan, Dari GTK hingga Bunda PAUD

“Oktober awal akan diresmikan oleh Kasal, tantangannya bisa bangun satu daerah lagi Kampung Bahari Nusantara,” urainya.

Lebih jauh, Ardiansyah menegaskan jika Kutim ini memiliki semuanya, namun sangat disayangkan warga banyak yang berwisata ke Bontang Kuala dengan membawa produk lautnya, namun sejatinya itu hasil produk kutim.

“Ayo silakan gali ini dan menjadi perhatian semua pihak, satu per satu kita siapkan infrastrukturnya. Ke depan kita punya Pantai Teluk Lingga yang letaknya di belakang Gedung Expo. Semua sangat indah, yang punya daya bisnis bisa bangun warung terapung yang dikelilingi mangrove,” ajaknya.

Sementara itu, Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Edhy Moestofa melaporkan dari 10 kabupaten, ada tiga daerah yang sangat mendesak untuk bisa segera dibangunnya gedung rehabilitasi yakni Kutim, Berau dan Penajam Paser Utara (PPU).

“Kita pun sudah berkoordinasi ke pemerintah dan DPRD. BNNP Kaltim sangat mendukung dalam hal ini,” urainya.

Selanjutnya kedatangan hari ini terkait peluncuran Desa Bersih dari Narkoba (Bersinar).

“Ada di dua lokasi yakni Kelurahan Teluk Lingga di Kecamatan Sangatta Utara dan Kelurahan Singa Geweh di Kecamatan Sangatta Selatan yang sudah dinyatakan siap setelah melalui proses cek di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga:   Kutim Mantapkan Penyusunan Rencana Kontinjensi, Siap Hadapi Tantangan Bencana Banjir

Edhy menambahkan dari survei nasional pada 2021 mendapati bahwa prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia meningkat 0,15 persen. Survei tersebut dilakukan oleh BNN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dengan demikian bisa kita menarik kesimpulan prevalensi mengalami kenaikan yakni pada 2019 sebesar 1,8 persen menjadi 1,95 persen pada tahun 2021 berarti kenaikan 0,15 persen,” katanya.

Untuk itu, sesuai Inpres Nomor 20 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2020-2024 mengharuskan BNN segera beradaptasi dan berbenah diri untuk melakukan antisipasi perkembangan kejahatan narkotika.

Banyak sekali modus baru kejahatan narkotika. Banyak juga jenis baru narkotika yang beredar di masyarakat namun belum semua bisa diatur dalam undang-undang. Selain itu belum semua jenis narkotika di dunia terdeteksi Indonesia.

“Lewat Desa Bersinar dan seluruh pihak terkait diajak untuk war on drugs,” tegasnya. (kopi13/rkt1)