spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DPMPTSP Kutim Gelar FGD untuk Promosi Investasi Turunan Kelapa Sawit

SANGATTA – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutai Timur (Kutim) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Investment Project Ready To Offer” (IPRO) untuk komoditas turunan kelapa sawit berbasis kimia (oleochemichal) dan turunan kelapa sawit berbasis makanan (oleofood) di D’Lounge Hotel Royal Victoria pada Kamis (12/9/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala DPMPTSP Kutim Darsafani, yang mewakili Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, serta narasumber dari PT Sucofindo, Sampor Ali dan Rabiatul Adawiyah. Selain itu, acara ini juga diikuti oleh perwakilan perangkat daerah, lembaga vertikal, perusahaan swasta, dan BUMD.

Dalam sambutannya, Kepala DPMPTSP Kutim Darsafani menekankan pentingnya kegiatan ini untuk mengejar ketertinggalan Kutim dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain yang telah lebih maju.

“FGD ini sangat krusial karena memfokuskan pada penelitian dan pengkajian tentang turunan kelapa sawit. Kutim sebagai penghasil kelapa sawit terbesar masih jauh tertinggal dalam hal pemanfaatan dan pengolahan dibandingkan daerah lain. Melalui IPRO, kami ingin mengejar ketertinggalan tersebut dengan inovasi yang berfokus pada pengembangan sektor ini,” ujar Darsafani.

Baca Juga:   Kutim Masuki Usia ke-24, Bupati Ardiansyah Sampaikan Pidato di Rapat Paripurna ke-8

Kutim, yang dikenal sebagai wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Timur dengan luas 35.740 hektare dan julukan “magic land” karena kekayaan sumber daya alamnya, seperti gas, minyak bumi, batu bara, dan emas, memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkaji lebih dalam tentang sektor perkebunan terluas di Kutim. Dengan adanya IPRO, kami berharap bisa menawarkan potensi besar yang ada di wilayah ini kepada investor, khususnya dalam hal pengolahan turunan kelapa sawit,” lanjutnya.

Darsafani juga berharap bahwa IPRO dapat menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi dalam proyek yang “clear and clean”, seperti pabrik minyak goreng dan pabrik biosolar berbasis kelapa sawit.

“Kami ingin memastikan bahwa proyek investasi yang ditawarkan memiliki kejelasan dan kebersihan, sehingga menarik bagi investor untuk terlibat dalam pengembangan sektor ini,” tambahnya.

Selain itu, Darsafani mengungkapkan bahwa Kutim tengah membuka peluang investasi sebesar-besarnya, terutama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).

“Kami baru saja menerima surat izin kelengkapan KEK MBTK dari tiga kementerian, yaitu Kemenhub, KLHK, dan Kelautan serta Perikanan. Ini adalah langkah penting dalam mendorong investasi di kawasan tersebut,” jelasnya.

Baca Juga:   Perusahaan di Kutim Wajib Penuhi THR H-7, Tak Patuh Siap Disanksi

Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kebijakan regulasi dan keterbukaan informasi publik. DPMPTSP Kutim bertekad untuk mempersiapkan pembangunan industri hilirisasi yang akan mendukung sektor perkebunan sawit, dengan harapan dapat menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di bidang oleochemichal dan oleofood.

“Dengan kegiatan ini, kami berharap dapat mencapai hasil terbaik dan memberikan peluang investasi yang bermanfaat bagi sektor perkebunan sawit di Kutim,” tutup Darsafani.(Rkt)

Most Popular