SANGATTA – Organisasi kepemudaan terbesar di Kutai Timur (Kutim), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), kembali dihantui persoalan lama, dualisme kepemimpinan. Alih-alih menjadi momentum penyatuan dan konsolidasi, Musyawarah Daerah (Musda) justru memicu konflik baru yang membuka babak baru drama internal organisasi.
Musda yang digelar pada 22 Mei 2025 lalu sempat memberi harapan baru. Dalam forum yang diklaim terbuka dan inklusif itu, Avivurahman resmi terpilih sebagai Ketua DPD KNPI Kutim. Diselenggarakan oleh pengurus lokal, Musda tersebut diharapkan menjadi ruang rekonsiliasi antar elemen pemuda. Dalam pernyataannya, Aviv menegaskan pentingnya menutup lembaran konflik agar organisasi bisa kembali fokus pada kerja-kerja kepemudaan.
Kurang dari tiga minggu kemudian, Sabtu, (7/6/2025), Musda kembali digelar. Kali ini bertempat di Hotel Royal Victoria Sangatta, menghasilkan keputusan berbeda. Forum ini menetapkan Andi Zulfian N sebagai Ketua DPD KNPI Kutim periode 2025–2028. Dukungan dari sejumlah Organisasi Kepemudaan (OKP) dan organisasi masyarakat mengiringi terpilihnya Andi Zulfian N.
Saat dikonfirmasi, Andi mengatakan semangat perubahan dan peran aktif pemuda sebagai kekuatan penyeimbang kekuasaan. “Pemuda bukan alat, bukan objek. Kita adalah subjek. Mitra kritis bagi pemerintah, dan pengontrol kebijakan yang tak berpihak pada rakyat,” ujarnya.
Kondisi ini mengingatkan publik pada periode kelam KNPI Kutim sebelumnya, saat nama Felly Lung dan Lukas Himuq sama-sama mengklaim kursi kepemimpinan. Kini, babak baru dualisme pun resmi terbuka.
Tak hanya soal siapa yang memimpin, perpecahan ini mengundang tanda tanya besar tentang arah dan legitimasi organisasi. Di tengah tuntutan pemuda agar terlibat aktif dalam pembangunan daerah, KNPI justru kembali tersandung persoalan internal.
Apakah dua kubu ini akan mencari jalan tengah? Atau sejarah akan terus berulang tanpa penyelesaian? Satu hal yang pasti, pemuda Kutai Timur kini menunggu lebih dari sekadar nama ketua, mereka menanti arah baru yang mampu menyatukan dan menggerakkan.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R