SANGATTA – Semangat kekeluargaan membalut hangatnya pelantikan pengurus Kerukunan Keluarga Pinrang (KKP) Kutai Timur (Kutim), Minggu (4/5/2025). Tidak sekadar acara seremonial, kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi dan pengikat emosional bagi warga asal Pinrang, Sulawesi Selatan yang telah menetap dan berkiprah di perantauan.
Bupati Pinrang, Irwan Hamid, yang hadir langsung dalam acara tersebut, mengaku bangga dan terharu dengan kekompakan warganya di Kutim. Menurutnya, kekuatan utama sebuah organisasi justru terletak pada kebersamaan dan rasa saling mendukung di tanah rantau.
“Ini luar biasa. Kekompakan dan keharmonisannya sangat terasa. Saya harap komunikasi dan kolaborasi dengan Pemerintah Kutim terus dijaga,” ujar Irwan dengan mata berbinar.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Timur yang dinilai turut mendukung eksistensi paguyuban dan kelompok masyarakat dari berbagai latar belakang di daerah tersebut.
Sementara itu, Ketua KKP Kutim yang baru dilantik, Nirwan Rais, menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak yang turut menyukseskan acara. Kehadiran langsung dua kepala daerah, yakni Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Bupati Pinrang Irwan Hamid, disebutnya sebagai bukti sinergi antara daerah asal dan perantauan.
“Kami ingin menjadikan KKP sebagai rumah bersama, dengan pondasi silaturahmi dan saling menghargai. Filosofi Bugis seperti Sipa Kalebi dan Sipa Kato menjadi pijakan kami dalam menjaga kerukunan,” ujarnya.

Nirwan menambahkan bahwa ke depan, KKP akan memperkuat konsolidasi internal dan mulai terlibat aktif dalam mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah. Ia berharap KKP tidak hanya hadir dalam kegiatan seremonial, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembinaan sosial masyarakat.
“Kami ingin KKP hadir bukan hanya untuk warga Pinrang, tetapi juga untuk kemajuan Kutai Timur secara keseluruhan,” tegasnya.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran komunitas perantau seperti KKP dalam menyukseskan visi pembangunan daerah. Ia menggambarkan luas wilayah Kutim yang bahkan melebihi gabungan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
“Usia Kutim baru 25 tahun, dan masih banyak yang perlu kita bangun bersama,” kata Ardiansyah.
Ia juga menyinggung wacana pemekaran wilayah Kutai Utara dan Kutai Pesisir yang tengah berproses di tingkat pusat. Menurutnya, selama daerah induk masih kuat secara administratif dan ekonomi, pemekaran merupakan hal yang wajar.
“Apalagi sumber daya alam kita sudah sangat memadai,” tutup Ardiansyah dengan penuh optimisme.
Penulis: Ramlah
Editor: Agus S