SANGATTA – Pemkab Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pariwisata terus melakukan terobosan inovasi dalam membentuk para pelaku (SDM) pariwisata di Kutim profesional, kreatif dan andal. Dalam program ini digeber pelatihan tentang branding dan kemasan produk wisata yang diikuti 75 orang insan pariwisata seperti dari perwakilan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kecamatan, DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kutim, masyarakat sadar wisata (MASATA), hingga UKM mulai Minggu (9/10/2022) sampai Senin (10/10/2022) di Ballroom Hotel Kutai Permai.
Hari pertama, Dispar Kutim menghadirkan dua narasumber yakni dosen desain produk Royke Vincentius yang memaparkan presentasi packaging (kemasan) dan dosen pariwisata M Fauzan Noor berbicara bagaimana branding pariwisata harus melekat.
Royke banyak membeberkan bagaimana fungsi kemasan itu untuk melindungi produk para proses pengiriman dan mempromosikan produk yang ada di dalam kemasan itu sendiri.
“Tujuannya membuat produk mudah diidentifikasi oleh konsumen dan melindungi dari pemalsuan. Jadi kemasan itu menggambarkan citra produk yang disampaikan oleh pabrik dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk,” bebernya.
Sementara di sesi berikutnya, M Fauzan berbicara bagaimana pelaku pariwisata harus bisa membangun “destination branding” yakni bagaimana kita bisa menemukan keunikan destinasi yang kita miliki yang dipadankan dengen segmen pasar yang dituju.
“Jadi wajib ada keragaman pilihan wisata itu sendiri dengan melakukan promosi paket wisata dan tentunya harga paketnya bersahabat. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya yaitu kualitas dari wisata itu sendiri, konsumen tidak komplain dan puas akhirnya merekomendasikannya,” urainya.
Di hari kedua, Ketua DPC HPI Kutim Askar Muzakkar memberikan wejangan pengalamannya dalam teknik kepemanduan. Owner Jalan Ceritaku Indonesia Trip tersebut menegaskan, seorang guide (pemandu) harus kuat dalam story telling dalam memprofilkan destinasi daerah yang akan dikunjungi jadi wajib menguasai poin ini.
“Ya, hasilnya jika kita menjelaskan dengan rinci dan lengkap dapat membuat mood atau suasana hati konsumen bisa senang dalam setiap trip yang dilakukan. Selanjutnya bisa meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi tamu dan mendorong komunikasi dua arah tamu dan pemandu yang membuat jalannya trip tidak monoton,” tegasnya.
Di sesi terakhir, Kepala Dispar Kutim Nurullah menjelaskan strategi kepariwisataan Kutim yang berisi bagaimana Dispar Kutim menyusun perwilayahan pariwisata, pengembangan produk pemasaran dan promosi serta SDM.
“Dari list kita ada 174 destinasi wisata di Kutim. Namun hanya beberapa pilihan yang akan kita kembangkan menjadi andalan pariwisata Kutim, sementara sisanya masih belum dan tahap proses perencanaan,” ulasnya.
Kemudian, untuk mengembangkan pariwisata Kutim harus menganut aspek monitoring, travel, destination dan market.
“Tujuan dalam pengembangan wisata itu dapat menguntungkan dari sisi ekonomi dan sebagai motor penggerak perekonomian serta menciptakan tempat yang nyaman. Jadi pariwisata itu menjadi kebutuhan masyarakat yang dicari konsumen karena mereka butuh tempat untuk berlibur melepaskan penat setelah bekerja,” urainya.
Lebih jauh, Nurullah menguraikan kebijakan pariwisata Kutim harus ada investasi dan promosi.
“Jika ada investor masuk dalam membantu mengembangkan wisata Kutim diberikan kemudahan, izinnya ada di DPMPTSP Kutim sekaligus dapat meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata Kutim itu sendiri,” tegasnya. (kopi13/rkt1)