spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hidden Gem Batu Dinding Telen, Kekayaan Surgawi Alam Kutim

TELEN – Satu lagi pesona kekayaan alam di pedalaman Kutim yang masih belum terjamah dan layak ditahbiskan sebagai hidden gem (permata atau objek wisata tersembunyi) mampu membius siapa saja yang melihatnya. Dinamakan Batu Dinding yang berada di Desa Marah Haloq Kecamatan Telen ini tidak hanya memamerkan menjulangnya tinggi pegunungan batu karst raksasa, namun memperlihatkan rimbunnya hutan yang masih alami yang dibelah dengan jernihnya air Sungai Marah.

Pro Kutim dan Tim Ekspedisi “A Magic Land of East Kutai” dari DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kutim berkesempatan menjejaki kaki di Batu Dinding ini. Walaupun dengan waktu yang terbatas dan tidak sempat melakukan kemping (berkemah), tim masih bisa mengeksplor apa saja potensi yang ada di dalamnya.

Dikatakan Ketua DPC HPI Kutim Askhar Muzakkar, bahwa Batu Dinding Telen ini tidak kalah menarik dengan apa yang dipunya oleh Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) dengan Batu Dinding (Batoq Tenevang) yang letaknya di Kampung Long Melaham, Kecamatan Long Bagun.

Baca Juga:   Kenanga Indah Wakili Kutim dalam Lomba Toga dan Akupresur Tingkat Provinsi

“Ini benar-benar Hidden Gem Kutim, Kutim juga punya Batu Dinding yang ke depannya bisa menjadikan destinasi wisata ini menjadi andalan. Tentunya wisata alam minat khusus bagi para pecinta adventure yang ingin menikmati suasana berbeda jauh dari riuh pikuk keramaian. Lokasi ini bisa juga dijadikan tempat melepaskan penat menikmati udara yang masih sejuk,” bebernya.

Ditambahkan Askar, beberapa aktivitas juga bisa dinikmati di kawasan Batu Dinding Telen ini mulai dengan memancing ikan, menyewa perahu mengitari Sungai Marah menggunakan perahu, trekking hingga kemping. Jika beruntung, di kawasan ini juga bisa melihat langsung lalu lalang burung enggang terbang hingga aktivitas monyet mencari makan.

Selanjutnya, ada beberapa hal yang harus diwaspadai ketika berada di Batu Dinding Telen. Jika musim hujan tidak disarankan untuk melakukan kemping di sekitar area sungai apalagi ketika sungai pasang.

“Bagusnya jika saat keadaan sungai surut, dataran tanah yang berisi ribuan batu kerikil ini bisa digunakan sebagai lokasi kemping. Lokasinya cukup luas untuk mendirikan tenda,” jelasnya.

Baca Juga:   Dinkes Siapkan Proses Pengadaan SDM dan Infrastruktur Penunjang RS Muara Bengkal

Untuk menuju lokasi Batu Dinding Telen memang menantang dan aksesnya cukup masuk ke dalam kawasan Desa Marah Haloq dengan melintasi perkebunan HTI sawit perusahaan. Disarankan juga menggunakan mobil gardan karena jalannya masih labil dengan kondisi tanah. Dalam ekspedisi ini, tim dibantu oleh Pemerintahan Desa Marah Haloq dengan 1 unit mobil gardan untuk menuju Batu Dinding.

“Jika dari Muara Wahau langsung menuju ke Desa Marah Haloq di Kecamatan Telen memerlukan waktu tempuh sekitar dua jam. Selanjutnya, start dari Kantor Desa Marah Haloq menuju Batu Dinding memakan waktu sekitar 45 menit dengan jalan kontur curam karena ada jurang, harus ekstra hati-hati. Setelah sampai di Batu Dinding, kita akan ketemu salah satu pengelola Batu Dinding yaitu Mastur yang merupakan satu-satunya warga yang sudah tinggal lama di area dekat Batu Dinding,” ungkap Kaur Pemerintahan Desa Marah Haloq Margiono saat mendampingi tim ekspedisi.

Ke depan, jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim terutama dalam kajian rencana induk pengembangan pariwisata daerah Kutim.

Baca Juga:   Tidak Ada Korban Jiwa, Insiden Tabrakan Depan TNK

“Kami harap objek wisata Batu Dinding Telen ini menjadi penetapan skala prioritas pengembangan wisata secara profesional. Karena saat ini masih belum dikelola dan masuknya juga belum dikenakan tarif. Sebagai awal, objek wisata ini harus diekspos secara masif dan nantinya banyak pengunjung minat khusus terutama alam bebas berkunjung,” terangnya. (kopi13)