SANGATTA – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Yusri Yusuf, mengusulkan pembentukan tim khusus (timsus) sebagai langkah preventif untuk menghindari penyalahgunaan pupuk subsidi di daerah pilihannya (Dapil). Usulan ini bertujuan untuk mensejahterakan para petani di wilayah tersebut.
Kekhawatiran ini muncul menyusul laporan Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, terkait kasus penyalahgunaan pupuk subsidi di berbagai wilayah Indonesia.
“Dari hasil reses, kebanyakan warga mengeluhkan pupuk karena mayoritas di Dapil saya itu petani,” ungkap Yusri beberapa waktu lalu.
Yusri juga menyebutkan bahwa kasus seperti yang dilaporkan Mentan bukan tidak mungkin terjadi di Kutai Timur, meskipun hingga kini belum terungkap. “Seperti pepatah, ‘di mana ada gula, di situ ada semut,’” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Yusri mengusulkan pembentukan tim khusus yang bertugas memastikan pupuk bersubsidi benar-benar sampai ke tangan petani yang membutuhkan, sekaligus mencegah adanya indikasi penyimpangan.
“Tim ini perlu memiliki tugas yang jelas dalam mengawasi distribusi pupuk, sehingga praktik penyimpangan dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan sama sekali,” jelasnya.
Politisi Partai Demokrat ini juga menegaskan pentingnya mendahulukan aspirasi petani, mengingat sektor pertanian adalah tulang punggung perekonomian di Kutai Timur.
Ia juga mengajak masyarakat, khususnya kelompok tani, untuk aktif melaporkan dugaan penyimpangan yang ditemukan. Hal ini dianggap penting agar pemerintah dapat menindaklanjuti masalah dengan cepat.
“Dengan pengawasan yang lebih ketat dan sinergitas antara pemerintah serta masyarakat, kita optimistis distribusi pupuk bersubsidi di Kutai Timur dapat berjalan lebih baik, sehingga memberikan manfaat optimal bagi para petani,” ujar Yusri.
Dia menegaskan bahwa keberhasilan program subsidi pupuk harus benar-benar mendukung petani sebagai tulang punggung perekonomian daerah.
“Kita harus pastikan program ini benar-benar mendukung petani yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah,” pungkasnya. (Ram/adv)