spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hujan Ekstrem dan Dugaan Limpasan Kolam KPC, Ratusan Warga Terendam

SANGATTA – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim), sejak Rabu (7/5/2025), menyebabkan banjir yang tak kunjung surut hingga Senin (12/5/2025). Genangan air merendam permukiman warga di dua desa dan memicu sorotan publik terhadap PT Kaltim Prima Coal (KPC), yang diduga turut berkontribusi dalam peristiwa ini.

Sedikitnya 28 Kepala Keluarga (KK) di RT 10 Dusun 3 Desa Muara Bengalon dan 40 KK di RT 08 Desa Sepaso Selatan terdampak langsung. Air terus menggenangi rumah-rumah mereka selama berhari-hari, membuat aktivitas warga lumpuh.

Kecurigaan publik mengarah pada limpasan air dari kolam pengendapan milik KPC. Namun, pihak kecamatan belum dapat memastikan keterlibatan langsung perusahaan tambang batu bara tersebut.

“Secara arah memang aliran air berasal dari sana, tapi kita belum bisa memastikan bahwa itu dari KPC. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) masih melakukan penyelidikan,” jelas Plt Camat Bengalon, Permana Lestari, saat dikonfirmasi, Senin (12/5/2025).

Plt Kepala DLH Kutim, Dewi, juga belum memberikan kepastian. “Mohon maaf, masih dalam proses identifikasi. Ditunggu saja ya,” ucapnya singkat.

Baca Juga:   Dana Nasabah Bankaltimtara Raib Rp300 Juta, Ulah Hacker atau Kelalaian?

Sementara itu, General Manager External Sustainable Development KPC, Wawan Setiawan, membenarkan adanya gangguan teknis pada kolam pengendapan milik perusahaan. Ia menjelaskan bahwa hujan ekstrem dengan curah mencapai 160 mm per detik menyebabkan limpasan air yang mengganggu struktur outlet kolam.

“Secara teknis memang terjadi limpasan akibat hujan yang sangat tinggi. Namun, kami langsung melakukan perbaikan. Air mulai surut sejak kemarin,” jelasnya.

Wawan menambahkan, KPC siap bertanggung jawab jika ditemukan kelalaian teknis yang berdampak pada masyarakat. Perusahaan juga tengah mengidentifikasi potensi kerugian yang dialami warga dan menyiapkan langkah tanggap sosial.

“KPC akan bertanggung jawab jika terbukti ada kesalahan teknis dari kami. Proses identifikasi kerugian masih berjalan,” tegasnya.

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Anggota DPRD Kutim, Yusri Yusuf. Politisi Demokrat itu turun langsung meninjau lokasi banjir dan menyampaikan keprihatinannya atas kondisi warga yang sudah hampir sepekan hidup dalam genangan air tanpa pasokan kebutuhan pokok memadai.

“Masyarakat sangat membutuhkan air bersih dan makanan. Saat ini, untuk mendapatkannya saja mereka harus naik ketinting,” ucap Yusri.

Baca Juga:   BPD KKSS Siap Berkontribusi Bangun Kutim

Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas industri di kawasan tersebut, termasuk sektor pertambangan dan perkebunan.

“Air adalah anugerah, tapi kalau berlebihan bisa menjadi musibah. Aktivitas industri seperti pertambangan dan perkebunan perlu dikaji lebih dalam. Di satu sisi memberikan kontribusi ekonomi, namun di sisi lain, pembukaan lahannya sering menebang hutan yang memperburuk daya serap air,” pungkasnya.

Pewarta: Ramlah
Editor: Agus S