SANGATTA – Usai melantik Dewan Pengurus Cabang Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (IKA Fahutan Unmul) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Sabtu (10/9/2022), Ketua Umum IKA Fahutan Unmul Sarkowi Zahri yang hadir bersama pengurus lainnya menyampaikan beberapa hal.
Terbentuknya IKA Fahutan Unmul menjadi sejarah dan motivasi perjuangan bagi semua alumni. Bentuk konsolidasi IKA Fahutan agar menjadi semakin solid. Di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Kutim, di Bukit Pelangi, Sarkowi yang mantan wartawan tersebut mengatakan bahwa konsolidasi akan terus berlanjut. Setelah Balikpapan, Berau dan kini Kutim. Selanjutnya masih ada Bontang, Kukar, Kubar dan lainnya. IKA Fahutan Unmul juga memiliki cabang di luar daerah dan bahkan luar negeri.
“Diharapkan alumni (IKA Fahutan Unmul) yang ada bisa berkontribusi secara aktif dimana pun berada, untuk kemajuan daerah dan masyarakat,” harap politikus Partai Golkar tersebut.
IKA Fahutan Unmul sudah berusia 46 tahun, sedangkan Fahutan di Unmul sudah 60 tahun. Terbentuknya IKA Fahutan menurutnya tak lain untuk menjalin silaturahim. Karena katanya, untuk menjalin silaturahim semua angkatan yang ada tidak mudah. Berikutnya IKA Fahutan dibentuk guna mengasah esensi kepedulian antar pengurus untuk menyukseskan program kerja.
“Terima kasih kepada Bupati (Kutim) dan saya berharap pengurus bisa menyusun pengurus yang lengkap. Pelantikan ini jangan jadi agenda pertama dan terakhir. Semoga organisasi cabang semakin besar. Sehingga bisa berkolaborasi dengan stakeholder di Kutim untuk pembangunan,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengapresiasi dilantiknya DPC IKA Fahutan Unmul di Kutim. Sebab Kutim yang notabene masih memiliki 60 persen kawasan hutan tentunya memerlukan kontribusi pemikiran dan dukungan para alumni kehutanan. Dia juga mengapresiasi upaya pendampingan Fakultas Kehutanan Unmul kepada Hutan Lindung Wehea.
Saking masih banyaknya yang perlu dilakukan untuk menjaga hutan di Kutim, Ardiansyah berharap IKA Fahutan Unmul bisa merekomendasikan kementerian terkait agar kembali mengembalikan Dinas Kehutanan di kabupaten.
“Kalau daerah tak memiliki kewenangan, bisa mengendurkan semangat menjaga hutan dan kreasi melestarikan hutan. Hutan Kutim wajib dijaga karena masih banyak yang dihuni oleh primata seperti orang utan, hewan serta tanaman langka lainnya,” jelasnya.
Berikutnya Ardiansyah berharap agar IKA Fahutan Unmul di Kutim dapat memberikan kontribusi pemikiran. Berkreasi untuk melaksanakan pembangunan. Seterusnya mendukung kemajuan “Kutim Magic Land” yang memiliki semua sumber daya. Untuk kelanggengan dan soliditas organisasi, Ardiansyah mengingatkan agar pengurus tak memecah fokus pada banyak organisasi. Semangat organisasi harus selaras dengan implementasi.
“Jangan banyak organisasi, ketua ini ketua itu tapi dalamnya keropos. Mudah-mudahan kita bisa bersinergi, dengan pemerintah dan masyarakat dan sosial lainnya untuk kemajuan daerah,” ulasnya. (kopi3/rkt1)