SANGATTA– Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman bersama Forkopimda Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Sangatta (PIS) dan di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).
Hal ini dilakukan untuk memantau ketersediaan bahan pokok masyarakat, serta kelancaran distribusi dan stabilitas harga menjelang hari raya natal dan tahun baru (Nataru), Selasa (17/12/2024).
Setelah melakukan pemantauan di lapangan, Bupati Ardiansyah mengatakan, ketersediaan sembako dan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama menjelang Nataru masih stabil, meskipun ada yang mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak signifikan.
Harga pangan yang mengalami lonjakan harga yang paling signifikan yaitu bawang merah dari Rp 35 ribu naik menjadi Rp 50 ribu perkilogram. Sementara harga pangan lainnya masih relatif standar dan bisa dijangkau oleh pembeli.
Di antaranya, bawang putih dari Rp 40 ribu naik menjadi Rp 42-43 ribu per kilogram, cabai lokal mengalami penurunan dari Rp 80 per kilogram turun menjadi Rp 60 ribu perkilogram.
Sementara itu harga, daging sapi berada diangka Rp 160 ribu per kilogram dan harga daging ayam potong Rp 45 ribu per kilogram.
“Kita hari ini melihat harga di pasar cukup terjangkau oleh daya beli masyarakat dan stoknya juga sampai pada apa yang kita inginkan. Dan juga meminta kepada para pedagang agar bisa menjaga stok dan harga barang,” ujar Bupati kepada awak media usai melakukan sidak.
Selain memantau pasokan dan stok bahan pokok, orang nomor satu Kutim itu juga melakukan sidak ke beberapa SPBU serta pangkalan Gas LPG.
“Kita harus memastikan semuanya dalam kondisi aman, tercukupi,” jelasnya.
Ardiansyah menyebutkan, saat ini masih menjadi pekerjaan rumah untuk pengadaan stok pangan makanan yang dijual di Kutim tepatnya Sangatta semuanya masih didistribusikan dari luar daerah, yakni dari Pulau Jawa dan Sulawesi yang artinya Kutim belum mandiri pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
Menanggapi hal ini, Ardiansyah berjanji dalam kepemimpinannya tepatnya di tahun 2025 Kutim akan mandiri dan tidak mengambil kebutuhan pokok dari luar daerah.
“Tahun 2025 kita sudah mandiri, sudah ambil dari Sangatta, Kaubun dan Kecamatan-kecamatan lain,” tandasnya.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R