SANGATTA – Kasus penemuan jasad bayi perempuan dalam sebuah tas belanja minimarket berisi batu bata yang mengapung di aliran Kanal 2, Jalan Pendidikan, Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim), mengundang tanda tanya besar. Kepolisian menduga kuat ada unsur kesengajaan dalam tindakan keji ini, dan saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap pelaku di baliknya.
Penemuan mengejutkan ini terjadi pada Selasa (27/5/2025) siang. Sejumlah anak yang sedang memancing di sekitar kanal mendapati sebuah tas belanja mencurigakan mengapung di air. Setelah dibuka, ternyata berisi jasad bayi dan beberapa batu bata, yang diduga digunakan untuk menenggelamkan tubuh mungil tersebut.
Polisi dari Polres Kutim langsung menurunkan Tim INAFIS untuk mengevakuasi jasad ke RSUD Kudungga Sangatta guna dilakukan autopsi. Hasil pemeriksaan sementara mengungkapkan bayi tersebut berjenis kelamin perempuan, masih memiliki tali pusar, dan diperkirakan lahir secara prematur pada usia kandungan sekitar 7 bulan.
“Melihat kondisi jenazah yang masih utuh, kami perkirakan bayi ini baru dibuang satu hingga dua hari sebelum ditemukan,” ujar Kasi Humas Polres Kutim, AIPTU Wahyu Winarko, Rabu (28/5/2025).
Menurut Direktur RSUD Kudungga, dr. Yusuf, proses autopsi telah dimulai setelah Maghrib pada hari penemuan. “Saat ini jenazah disimpan di ruang pendingin rumah sakit. Hasil lengkap autopsi masih menunggu izin dan koordinasi lebih lanjut dengan pihak kepolisian,” paparnya.
Dari hasil identifikasi awal, polisi menduga kuat bahwa bayi tidak dibuang secara spontan. Unsur batu bata yang disertakan dalam tas mengindikasikan upaya untuk menyembunyikan atau menenggelamkan jasad, yang mengarah pada dugaan pembunuhan berencana.
Kapolsek Sangatta Utara, Iptu Alan Firdaus, menyatakan tim gabungan dari Polsek dan Satreskrim Polres Kutim kini bekerja ekstra untuk melacak pelaku.
“Kami mendalami semua kemungkinan. Fokus kami sekarang adalah mengungkap siapa yang membuang bayi ini, dari mana asalnya, dan apa motifnya,” tegas Alan,
Polisi juga mulai menelusuri data rumah sakit, klinik, dan bidan di sekitar wilayah Sangatta untuk mencari catatan persalinan yang mencurigakan dalam beberapa minggu terakhir.
“Mohon doa dan dukungan dari masyarakat. Kami ingin memastikan pelaku kejahatan ini bertanggung jawab atas perbuatannya,” tambah Iptu Alan.
Kasus ini menyisakan luka mendalam bagi warga, sekaligus menjadi pengingat bahwa perlindungan terhadap bayi dan anak masih menjadi tantangan besar. Polisi berjanji tidak akan berhenti hingga pelaku terungkap dan proses hukum berjalan.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R