spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kepengurusan Baru Warok Ponorogo Perantauan Kutim, Diminta Jadikan Budaya Perekat Bangsa

SANGATTA – Pelantikan Pengurus dan Hari Jadi ke-1 Warok Ponorogo Perantauan (WPP) Korcab Kutai Timur (Kutim) Masa Bhakti 2022-2025 digelar di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Sabtu (14/10/2023). Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Ketua Ikapakarti Kutim Poniso Suryo Renggono, Ketua WPP Kaltim Duri dan sejumlah undangan yang hadir.

Sebelum Pelantikan diawali dengan pembaca Surat Keputusan (SK). Kemudian prosesi pelantikan dan pembacaan Ikrar yang dipimpin oleh WPP Wilayah Provinsi Kaltim Duri dan dilanjutkan penyerahan bendera pataka kepada Sudarni.

Dalam sambutannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman memberikan selamat kepada pengurus yang telah dilantik.

“Semoga bisa menjalankan amanah dengan baik dan saya ucapkan selamat atas hari jadi ke-1 Warok Ponorogo Perantauan (WPP) Korcab Kutim,” urainya.

Ardiansyah pun mengajak kepada pengurus yang sudah dilantik bersama-sama membangun Kutim ini yang memang visinya adalah “Menata Kutim Sejahtera untuk Semua”.

“Harapannya paguyuban ini lebih memberikan pengayaan (memperkaya ilmu pengetahuam) dalam membangun Kutim,” sebutnya.

Ditambahkan Ardiansyah, sebentar lagi menjelang tahun Politik. Ia meminta untuk mengunakan hak pilihnya dengan baik. Agar menghadirkan pemimpin yang menjadikan Kutim sejahtera daerahnya, menjadi makmur dan sebagainya. Kutim adalah wilayah yang heterogen dari sisi kependudukan, agama biografi. Ia mengatakan Kutim banyak pontensi yang dimiliki. Semuanya bisa berkiprah dan berkecimpung, baik di dunia pendidikan, pertanian maupun perkebunan. Ia meminta untuk berdampingan bersama-sama.

Baca Juga:   Bersama Baznas dan PDAM TTB, Dinsos Kutim Salurkan Bantuan ke Korban Kebakaran Sepaso

“Bapak ibu saudara sekalian inilah wilayah yang memang patut kita syukuri dan kita banggakan. Kutim ini adalah Magic Land, daerah yang suku jawa kurang lebih 33 persen, kemudian bBgis kurang lebih 31 persen selebihnya termasuk yang asli Kutai, Dayak dan suku-suku lain. Mereka hidup berdampingan dengan interaksinya paguyuban. Paguyuban yang ada di Kutim ini menjadi sebuah kepercayaan bagi kita yang ada di Kutim untuk jadi perekat. Kenapa, karena budaya kita Indonesia adalah budaya yang selalu menghargai satu sama lain,” terangnya.

Selanjutnya, Kutim ini berbicara daratan juga ada, berbicara pelosok pedalaman juga kita punya, artinya apa. Semua itu kita miliki.

“Sehingga bapak ibu saudara sekalian, kita bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Ini artinya tidak ada halangan dan rintangan pada saat kita ingin memberikan kontribusi di dalam kehidupan pembangunan Kutim,” tutupnya.(Rkt)

Most Popular