PADANG – Petani asal Kaubun Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yakni Priyanto, yang masuk dalam kontingen Kaltim saat mengikuti rangkaian kegiatan di Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani dan Nelayan (KTNA) XVI di Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), menghasilkan sejumlah kesepakatan bersama atau memorandum of understanding (MoU) antara korporasi dengan mitra eksportir di Ballroom UNP Hotel and Convention, Kampus Air Tawar Kota Padang, Selasa (13/6/2023) kemarin. Prospek cukup bagus berhasil ditorehkan oleh Priyanto.
Dari siaran pers yang diterima Radar Kutim, Priyanto yang juga Ketua Koperasi Taruna Bina Mandiri (TBM) dari Desa Kadungan Jaya mengatakan dari kegiatan itu pihaknya melakukan kesepakatan kerja sama perdagangan melalui komoditi pisang kepok gerecek ke Provinsi Lampung, dan komoditi jahe emprit dan kunyit dari Provinsi Lampung ke Kaltim. Kerja sama tersebut akan dimulai pada bulan Juli 2023.
“Adapun jumlah nilai transaksinya mencapai Rp 3 miliar,” tegasnya.
Pri sapaan akrabnya menambahkan dengan adanya MoU bisa tercipta kolaborasi, inovasi, dan kerja sama yang diharapkan petani akan lebih sejahtera.
“Pertanian merupakan sebuah kunci dalam kemajuan dan meningkatkan produktivitas perekonomian di suatu daerah. Apalagi di Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris, Kutim dalam hal ini siap mendukung penuh dalam memajukan sektor pertanian,” bebernya.
Selain mendapatkan MoU, Pri menceritakan jika pihaknya bersama Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim membangun stand pameran di Penas KTNA XVI yang dipusatkan di area Lanud Sutan Sjahrir.
“Kita menampilkan pisang gerecek yang menjadi andalan hasil pertanian di Kecamatan Kaubun Kutim. Alhamdulillah, diminati Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut),” ulasnya.
Selanjutnya dalam Penas ini, tim kontingen Kaltim yang membidangi unit-unit usaha turut mengikuti Temu Teknologi, Temu Agribisnis, Temu Profesi dan Temu Wirausaha. Ia pun menegaskan khusus peserta kontingen dari Kutim sangat senang dan bangga bisa sharing dan tukar pengalaman dengan petani dan nelayan se-Indonesia.
Sebelumnya, jika Temu Agribisnis dalam Penas KTNA ini menghasilkan kerja sama MoU Upland senilai Rp 3,5 miliar.
“MoU ini memberikan efek ekonomi langsung kepada petani,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar Endrizal,” tegasnya.
Ia menjelaskan program Upland yang ada di Ditjen Prasarana Pertanian (PSP) merupakan program peningkatan pendapatan petani yang didesain secara integratif. Intervensi program dimulai dari sektor hulu (produksi) sampai dengan pascapanen, untuk memastikan terjadinya peningkatan rantai nilai produk pertanian.
Kemudian, MoU Upland itu dilakukan antara korporasi dengan mitra eksportir di antaranya Koperasi Produsen Perwira Cipta Mandiri dengan mitra eksportir PT Java Agritech. Produk yang dikerjasamakan, antara lain lada putih 40 ton (@Rp 85 ribu) dan lada hijau tujuh ton (@Rp 25 ribu) dengan nilai total Rp 3.575.000.000. Lalu, Koperasi Produsen Gupon Sekarlangit dengan mitra eksportir PT Hassana Boga Sejahtera Tbk melalui produk beras putih 360 ton (@Rp 14.500) dan beras merah 24 ton (@Rp 16.500).
Senada dengan itu, Direktur Irigasi Direktorat Jenderal Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI Rahmanto menyambut baik para petani yang berhasil menjalin kemitraan pasar di ajang Penas KTNA XVI.
Rahmanto menjelaskan proyek Upland yang ada di Direktorat Jenderal PSP merupakan program upaya dalam menggenjot peningkatan pendapatan khususnya petani.
“Nah, penandatanganan MoU yang dilakukan kelompok tani binaan Upland diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan menembus pasar internasional,” singkatnya.(Rkt1/Adv)