SANGATTA – Pembangunan Pelabuhan Kenyamukan merupakan program prioritas Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) lewat program multiyears contract (MYC). Pengerjaan pembangunan Pelabuhan Kenyamukan didukung dari tiga mata anggaran di antaranya PT Kaltim Prima Coal sebesar Rp 20 miliar, APBN dengan nilai berkisar antara Rp 60-70 miliar dan APBD Kutim sebesar Rp 120 miliar.
Nilai penggelontoran APBD Kutim sendiri, merupakan hasil kesepakatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim dan Pemkab Kutim. Karena program MYC, anggaran yang digelontorkan APBD Kutim pun dilakukan secara bertahap. Pertama sebesar Rp 30 miliar dari APBD Murni 2023, APBD Perubahan 2023 sebesar Rp 36 miliar dan APBD Murni 2024 sebesar Rp 54 miliar.
Progres pengerjaan lewat APBD Murni tahun ini sudah melewati tahap pelelangan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP), namun saat ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim masih menunggu pendataan dan administrasi pengerjaan fisik dari Inspektorat Kabupaten Kutim.
“Sudah pelelangan, kami masih siapkan beberapa data dan memastikan dari inspektorat untuk pengerjaan fisik,” kata Sekretaris Dishub Kutim Deki Hermawan, belum lama ini Senin (10/7/2023).
Meski tergolong lambat, Dishub Kutim tetap optimis pengerjaan pembangunan Pelabuhan Kenyamukan bisa rampung tahun 2024 mendatang, dengan dukungan pihak swasta dan pemerintah pusat.
“Harus optimis selesai, biar secepatnya operasi,” ucapnya.
Keberadaan Pelabuhan Kenyamukan akan memberikan mulai efek pada masyarakat Kutim khususnya kemajuan daerah, sebab menurut Deki Hermawan daerah yang umumnya dibangkitkan karena adanya pelabuhan.
“Efeknya besar untuk daerah, karena terbukti daerah yang punya pelabuhan sendiri itu daerah maju,” katanya.(Rkt2/Adv)