SANGATTA – Di masa-masa kejayaannya, Folder Ilham Maulana berdiri sebagai salah satu ikon ruang publik di Sangatta, Kutai Timur (Kutim). Kawasan ini bukan hanya berfungsi sebagai wadah penampungan air raksasa untuk mencegah banjir, tetapi juga menjadi tempat favorit warga untuk bersantai, berolahraga, hingga menikmati aneka kuliner.
Folder ini menyediakan fasilitas lengkap, kolam buatan untuk memancing, jogging track sepanjang sekitar 2,5 kilometer, area senam, jalur bersepeda, hingga berbagai pilihan kuliner di pujasera. Selain itu, musala, mini sirkuit, arena balap motor, motocross, lapangan voli, voli pantai, arena atletik, serta panggung untuk seni dan budaya memperkaya aktivitas di kawasan ini. Halaman luas di bagian utara pun rutin dipakai untuk acara komunitas dan pentas keramaian.
Namun, pantauan terkini menunjukkan kondisi yang jauh berbeda. Folder Ilham Maulana kini tampak tak terurus. Rumput liar tumbuh lebat di berbagai sudut. Hanya satu pedagang kaki lima yang masih bertahan berjualan, sedangkan warung-warung lainnya sudah tak beroperasi. Sepanjang jogging track, tak jarang terlihat tumpukan sampah yang belum diangkut, memperburuk tampilan kawasan.
“Kalau pagi-pagi masih ada yang jogging sih, tapi habis itu kosong lagi. Biasanya baru ramai kalau ada event atau lomba,” ungkap Anjas (34), warga yang rutin berolahraga di sana.
Senada Achi (28), seorang ibu muda, juga mengeluhkan kondisi Folder yang kini dinilainya tidak lagi ramah untuk anak-anak.
“Dulu banyak jajanan, anak-anak suka main di sini. Sekarang sepi, kotor, banyak kucing liar, jadi kami lebih pilih tempat lain,” ujarnya.
Kondisi jogging track pun tak sepenuhnya nyaman. Saat hujan turun, beberapa ruas becek dan licin. Bau amis serta kotoran kucing yang menyebar di beberapa titik menambah ketidaknyamanan pengunjung.
Folder Ilham Maulana memang masih sesekali ramai, terutama saat ada event besar atau kegiatan komunitas. Namun di hari-hari biasa, kawasan ini lebih mirip lahan kosong, dihuni lebih banyak kucing liar daripada manusia. Panggung seni yang dulunya penuh kreativitas kini berdiri sunyi. Mini sirkuit dan arena balap motor juga tampak jarang digunakan.
Nasib Folder Ilham Maulana saat ini menjadi gambaran pentingnya pengelolaan berkelanjutan terhadap ruang publik. Tanpa perawatan rutin, tanpa perhatian serius terhadap kebersihan dan fasilitas, sebuah ruang yang dulu penuh kehidupan bisa berubah menjadi tempat yang terlupakan.
Banyak warga berharap, pemerintah daerah dan pengelola segera mengambil langkah konkret untuk menghidupkan kembali Folder Ilham Maulana, bukan sekadar sebagai infrastruktur penanggulangan banjir, tetapi juga sebagai jantung kehidupan sosial masyarakat Sangatta. (ref/dez)
Reporter: Ramlah
Editor: Dezwan