SANGATTA–Keberadaan pasar tumpah di beberapa titik di Sangatta, Kutai Timur (Kutim), masih menjadi masalah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah daerah. Selain menyebabkan kemacetan, masalah kebersihan dan tata kelola pedagang juga menjadi sorotan utama.
Lokasi yang sering dikeluhkan warga berada di sekitar Jalan Ilham Maulana hingga ke Dayung serta Jalan Inpres, Margo Santoso. Setiap pagi dan sore, pedagang kaki lima memanfaatkan bahu jalan untuk berjualan, mengakibatkan lalu lintas tersendat, terutama pada jam sibuk dan hari pasar.
“Kadang susah mau lewat, apalagi kalau ada kendaraan besar. Sudah macet, sampah juga banyak berserakan,” ujar Husban Effendi, salah satu warga Sangatta.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur sebenarnya telah beberapa kali melakukan penertiban, namun para pedagang kerap kembali berjualan di tempat yang sama.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur, Nora Ramadani mengakui solusi permanen masih dalam proses perencanaan.
“Kami sedang mencari opsi relokasi dan pendekatan yang lebih persuasif agar pedagang tidak merasa dirugikan, tapi juga tidak mengganggu ketertiban umum,” kata Nora kepada awak media.
Beberapa warga mengusulkan agar pemerintah menyediakan lahan khusus bagi pedagang pasar tumpah dengan fasilitas yang lebih memadai. Dengan begitu, mereka tetap bisa berdagang tanpa harus mengganggu arus lalu lintas dan merusak kebersihan kota.
Sementara itu, pihak Satpol PP terus melakukan pemantauan dan pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan akibat pasar tumpah. Namun, tanpa solusi jangka panjang, masalah ini diprediksi akan terus berulang.
Pemerintah dan masyarakat kini menanti langkah konkret agar pasar tumpah di beberapa titik Sangatta bisa ditata dengan lebih baik, sehingga perekonomian tetap berjalan tanpa mengorbankan kenyamanan dan ketertiban kota.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R