BALIKPAPAN – Turnamen bertajuk Karate Championship Wali Kota Balikpapan Cup 2024 digelar di Hall Indoor BSCC Dome, Jumat (16/2/2024) dan diikuti hampir 1.000 karateka dari perwakilan kabupaten/kota se-Kaltim untuk menujukkan skill dalam adu tangkas yang memperebutkan hadiah total hampir Rp 35 juta tersebut. Kutai Timur (Kutim) dalam hal ini turut ambil bagian dari kejuaraan karate tersebut.
Pihak panitia penyelenggara mempertandingkan 10 kategori, baik Kata maupun Kumite. Tak hanya atlet dari Kaltim, bahkan para karateka dari luar provinsi Kaltim juga ikut. Seperti Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Utara (Kaltara) dan Kalimantan Barat (Kalbar) juga ambil bagian pada turnamen ini. Turnamen ini merupakan rangkaian perayaan hari jadi Kota Balikpapan yang ke-127. Kontingen Kutim sudah sampai di Balikpapan sejak Kamis (15/2/2024) kemarin.
“Dari Inkai Kutim mewakili Kabupaten Kutim mengirimkan total 17 atlet,” jelas Pelatih sekaligus Manajer Kontingen Kutim Dedi Irawan saat mendampingi para atlet belianya dan Dojo Bushido Kutim.
Para karateka Kutim akan bertanding di satu kategori yakni Komite. Berlaga hingga Minggu (18/2/2024), sebanyak 10 atlet mengikuti festival dan 15 ikut turnamen. Keberangkatan Kontingen Kutim secara mandiri kali ini tak mengusung target khusus.
Menurut Dedi hanya untuk melatih dan memperbanyak jam tanding dan tandang bagi para atlet. Sebenarnya, sambung Dedi, Kutim bisa saja memasang target medali apabila 7 atlet remaja andalannya dari Inkai Kutim bisa ikut berangkat. Namun karena sedang ada jadwal sekolah yang tak bisa ditinggalkan, maka Kutim hanya memberangkatkan atlet yang siap saja.
“Targetnya main baik, dapat medali syukur, tidak (dapat) juga tidak apa-apa. Paling penting atlet senang bisa ikut turnamen dan bisa memperbanyak jam tanding, terutama di luar Kutim. Agar mental dan pengalaman bertanding ikut meningkat,” jelas Sensei Dedi.
Harapan lainnya, Dedi ingin stakeholder tak hanya pemerintah dan Forki Kutim, namun juga perusahaan swasta lainnya bisa ambil bagian untuk memberikan dukungan pembinaan para karateka muda potensial yang dimiliki Kutim. Pasalnya, kebanyakan karateka Kutim minim jam tanding disebabkan jarang ikut turnamen karena terbatasnya biaya.
“Dengan dukungan sumber daya dan dukungan yang cukup, saya yakin akan banyak lahir karateka potensial berprestasi dari kabupaten “Tuah Bumi Untung Benua” (slogan Kabupaten Kutim),” tutupnya.(Rkt)