spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tiga Desa di Busang Akui Berkah Perkebunan Sawit

SANGATTA – Keberadaan perkebunan kelapa sawit di Kutai Timur mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hampir semua warga yang tersebar di 18 kecamatan sudah merasakan manfaat perkebunan sawit, utamanya efek berganda (multiplier effect) dari perkebunan ini.

Seperti keberadaan perkebunan kelapa sawit PT Subur Abadi Wana Agung (SAWA) dan PT Hamparan Perkasa Mandiri (HPM) di Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur Dua. Warga mengakui dua perusahaan ini membawa berkah. Kesejahteraan masyarakat meningkat pesat jika dibandingkan sebelum perusahaan beroperasi.

Hal ini disampaikan secara terpisah oleh tiga pejabat desa di Kecamatan Busang, yakni Kepala Desa Rantau Sentosa Jalung Uluk, Kepala Desa Long Lees Ilit Bilung, dan Sekretaris Desa Long Bentuq Andre Noor. Ketiga desa ini berlokasi di sekitar area perkebunan sawit.
“Sangat positif. Kami yang sudah menerima plasma ini, merasakan sendiri. Manfaat semakin besar jika warga juga menanam sawit di kebun sendiri. Apalagi perusahaan mempermudah melalui program kemitraan bibit dan membantu menyerap hasilnya,” jelas Kades Rantau Sentosa, Jalung Uluk, Kamis (4/11/2021).

Baca Juga:   DPD Golkar Kutim Suntikkan 1.500 Vaksinasi Dosis Kedua, Warga Merasa Terbantu

Bahkan, lanjutnya, sekarang banyak warga yang punya kendaraan bermotor dan bisa membiayai kuliah anaknya. PT SAWA dan PT HPM, kata dia, juga turut membantu masyarakat lewat program Corporate Social Responsibility (CSR). Misalnya, selain membangun Jembatan Amai Benny Subianto, perusahaan juga membuat Jalan Usaha Tani di Rantau Sentosa. “Masyarakat bebas melewati. Ini turut memperlancar roda ekonomi,” kata dia.

Sementara Kades Long Lees, Ilit Bilung mengatakan, kesejahteraan masyarakat jauh lebih baik. Apalagi banyak warga lokal yang bekerja di perusahaan. “Jadi, kami sangat bersyukur dengan adanya perusahaan sawit,” kata Ilit Bilung.

Sebelum ada perusahaan, jelas Ilit Bilung, mata pencaharian warga pada umumnya mencari emas di hutan. Namun, hasilnya jauh dari harapan. Tidak cukup mengangkat ekonomi warga. “Makanya, kami benar-benar berterima kasih dengan keberadaan PT SAWA dan PT HPM,” ucapnya.

Sekdes Long Bentuq, Andre Noor juga sependapat sama. Menurutnya, manfaat tidak hanya dari program kemitraan, namun juga CSR seperti bantuan perbaikan dan perawatan infrastruktur jalan. “Besar sekali manfaatnya. Dibandingkan sebelum perusahaan beroperasi. Sekarang progresnya sangat luar biasa,” kata Andre.

Baca Juga:   Potongan Tubuh Diduga Bocah Korban Tenggelam Ditemukan di Muaa Sungai Sangatta

Menurut Andre, keberadaan PT SAWA dan PT HPM memang bisa menggerakkan roda ekonomi. Dia mencontohkan, perbaikan dan perawatan jalan di belakang Long Bentuq sepanjang 5 km, sangat membantu akses warga. Sebab, jalan tersebut menghubungkan Kecamatan Busang dan Muara Ancalong, bahkan hingga Samarinda. “Dari sisi ekonomi tentu bermanfaat. Belum lagi dari sisi tenaga kerja, banyak masyarakat yang bekerja di perusahaan,” lanjutnya.

Begitu pula dari berbagai kemitraan, seperti kemitraan bibit, cetak sawah, jagung, dan sapi, juga sangat membantu. Misal kemitraan bibit. Meski saat ini ada kendala pengangkutan bibit ke kebun warga, namun secara umum sangat positif.
“Masyarakat sangat terbantu dengan pengadaan bibit sawit berkualitas. Selain itu, perusahaan juga menyerap sawit dari petani, sehingga tidak kebingungan lagi. Juga, tidak ada lagi sawit yang busuk karena tidak terserap,” ungkapnya.

Testimoni serupa juga disampaikan Ketua KUD Nengayetna, Juga Ncuk. Menurutnya, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) plasma yang dibangun PT SAWA dan HPM bisa menjadi penopang kebutuhan pokok bagi anggota. “SHU koperasi juga selalu meningkat, karena sudah ada yang lunas. Periode sebelumnya, masing-masing anggota menerima Rp9 juta,” kata Juga Ncuk.

Baca Juga:   Sambut Liga 3 dan Lahirkan Atlet Andal, Turnamen Sepak Bola Bupati Cup II Dimulai

Di luar plasma, ucapnya, masyarakat bisa meningkatkan penghasilan dengan menanam sawit sendiri. Warga tidak usah bingung, karena bisa menjalin kemitraan bibit dengan perusahaan. Juga Ncuk memperkirakan, hasil kebun di luar plasma tersebut bisa di atas Rp10 juta. “Tergantung luas kebunnya. Apalagi harga sawit sekarang sedang bagus,” kata dia. (ref/adv)