SANGATTA – Setelah bertahun-tahun bergantung pada jembatan darurat yang membahayakan keselamatan, warga Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kutai Timur (Kutim) akhirnya mendapat kepastian. Jembatan Tundano, satu-satunya akses vital yang selama ini menghubungkan desa tersebut dengan wilayah lain, akan dibangun ulang secara permanen pada tahun 2026.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, usai meninjau kondisi jembatan pada Minggu (18/5/2025). Ia menegaskan, Pemkab Kutim telah menetapkan pembangunan jembatan ini sebagai prioritas dan siap memasukkannya dalam alokasi anggaran tahun depan.
“Jembatan itu sangat vital bagi masyarakat, apalagi untuk akses pertanian dan aktivitas sehari-hari. Tahun depan akan kita bangun jembatan baru yang bisa dilalui kendaraan roda empat,” ujar Mahyunadi saat dikonfirmasi, Senin (19/5/2025).
Rencana pembangunan ini muncul setelah video protes sejumlah ibu-ibu warga Bumi Rapak viral di media sosial pada akhir April lalu. Dalam video tersebut, para ibu menyampaikan keresahan atas kondisi jembatan yang hanya mampu dilalui dua hingga tiga orang sekaligus, dengan tali darurat sebagai satu-satunya pengaman.
Kondisi jembatan yang nyaris ambruk ini sudah lama dikeluhkan masyarakat. Setiap hari, para petani dan warga harus membawa hasil kebun atau beraktivitas melewati jembatan miring yang tidak layak. Banyak warga yang terpaksa memutar jalan jauh atau menunggu giliran untuk menyeberang dengan aman.

“Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal mendengarkan suara rakyat dan merespons kebutuhan mereka. Kami ingin pembangunan ini memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tegas Mahyunadi.
Ia juga memastikan bahwa seluruh proses administrasi dan kesiapan lahan telah rampung. Saat ini, pemerintah hanya tinggal menunggu proses penganggaran dari APBD Kutim tahun 2026.
Pembangunan ulang Jembatan Tundano membawa angin segar bagi warga Desa Bumi Rapak. Tak hanya memberi jaminan akses yang aman, proyek ini juga menjadi simbol hadirnya negara dalam merespons kebutuhan masyarakat yang selama ini merasa terabaikan.
“Kami percaya, ke depan pembangunan ini tidak hanya memperbaiki akses fisik, tetapi juga membangun kembali kepercayaan warga terhadap pemerintah,” pungkas Mahyunadi.
Penulis: Ramlah
Editor: Agus S