spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Yayasan Ponpes Hubbul Wathon Klarifikasi Tuduhan Pentingkan Donatur daripada Nyawa Santri

SANGATTA – Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hubbul Wathon di Jalan M Saleh Kecamatan Sangatta Selatan Km 3 yang diduga keracunan makanan dari donatur diklarifikasi oleh Ketua Yayasan Ponpes Hubbul Wathon, R Ayub.

Dirinya mengatakan, apa yang telah dinyatakan oleh Pak Idris ke media selaku orang tua dari Wahyu, santri dari Ponpes Hubbul Wathon yang saat ini anak tersebut dirawat di Rumah Sakit Pupuk Kaltim (RSPKT) itu tidak berdasar.

Menurut R Ayub semua itu tidak benar, tuduhan bahwa pihak kami lebih mementingkan dan menutup-nutupi si donatur daripada nyawa anak-anak santri itu tidak betul adanya dan hanya sepihak.

“Intinya kami klarifikasi dan ini hak jawab kami. Justru pihak kami itu melakukan pertolongan pertama pada korban, setelah itu kami memanggil dokter. Dan dokter datang dan perawatnya untuk memeriksa, sesuai arahan dokter dan meminta dibawa ke rumah sakit. Ya sudah, kami bawa ke rumah sakit agar ditangani cepat,” ujarnya.

Kemudian, ada keluhan dari orang tua santri bahwa tidak mempunyai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pihak kami juga sudah mengkomunikasikan dengan kepala Dinas Sosial (Dinsos) bagaimana agar yang tidak mempunyai BPJS bisa terbantukan.

“Itu langkah-langkah yang kita ambil,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, setelah semua ini dan suasananya sudah adem, dari pihak pondok akan melakukan pertemuan dengan para wali santri. Namun, wali santri kebanyakan meminta maaf dikarenakan akan tidak bisa hadir dalam pertemuan tersebut. Tetapi, justru Pak Idris sendiri yang banyak berstatement bahwa, tidak mau datang berdialog maupun mediasi untuk mencari solusi terbaik dari semua pihak. Baik itu pesantren, wali santri, donatur, dan anak-anak santri semua.

Baca Juga:   Dialog Ringan Bersama Jurnalis, Firdaus Siap Membangun Kutim

“Akan tetapi kami sayangkan pernyataan beliau, bahwa kami lebih mengutamakan menutupi donatur daripada nyawa anak-anak itu. Masya Allah,” terangnya.

R Ayub menambahkan, setidaknya kalau dia mau, ngajak ketemu berbicara tentang ini bagaimana mengambil langkah-langkah selanjutnya, ya mari kita bicarakan.

“Jangan kita sepakat mengadakan pertemuan, baru dia bicara dan berstatement begitu,” ucapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa, pihak ponpes sudah menjalankan amanah dengan baik, dan tidak mungkin donatur itu mempunyai niat meracuni anak-anak santri, itu tidak mungkin.

Ia pun mengingatkan, ini penting dan perlu diketahui bahwa pagi tadi sekitar pukul 09.00 Wita, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim maupun Kabupaten datang meninjau persoalan ini. Dan terus terang saja pesantren ini, masyarakat itu merasa memiliki.

“Makanya, kenapa kita mengadakan makan gratis, SPP gratis, uang gedung gratis, semua gratis. Karena itu kami dengan para wali santri saling memiliki,” katanya.

Oleh karena itu, dirinya kembali mempertegas, kalau dugaan keracunan tersebut disebabkan oleh nasi kotak dari donatur, kami bilang tidak ada karena belum ada konfirmasi resmi dari dokter ke pihak ponpes.

“Bisa jadi juga sebabnya itu, tetapi kita tidak tahu apakah nasi kotak dari donatur itu atau memang anak-anak ini pas belanja di luar. Anak anak juga belanja di luar siapa tahu saja ada belanjanya anak-anak kadaluarsa, begitu kan kita tidak tahu. Namun, yang jelas pihak pesantren sudah mengambil sikap cepat, untuk menangani para anak santri, gitu loh,” tegasnya.

Baca Juga:   Wabup Kasmidi Bulang Lepas 4 Atlet Gateball, Berharap Bisa Harumkan Kutim

Selain itu, dia juga menyebutkan, namanya juga pondok pesantren ketika ada kegiatan seperti akikah dan sejenisnya dengan sendirinya baik itu masyarakat maupun donatur akan mengantarkan kotakan makanan, telur, uang bantuan dan sebagainya. Pun dugaan yang di lontarkan oleh Pak Idris bahwa keracunan yang dialami anak-anak santri akibat nasi kotak sumbangan dari si donatur. Seharusnya dia tidak berhak memvonis karena dirinya Pak Idris tidak mempunyai dasar menuding seperti itu.

“Ceritanya gini orang nyumbang nasi kotak ini siang. Nah karena porsinya banyak, itu kan dimakan lagi sama anak-anak itu, kalau kita menuding bahwa menyumbang nasi kotak itu adalah keracunan, saya rasa ini dugaan Idris aja,” sebutnya.

Sambung Ayub, jika memang Pak Idris mempunyai dasar mengatakan hal tersebut, 100 nasi kotak kalau memang itu adalah akibat dari keracunan yang dialami anak-anak santri saat ini. Mestinya semua orang kena.

“Tamu yang hadir harusnya kena semua, itu kan logikanya,” imbuhnya.

Semestinya yang harus dilakukan saat ini ialah, semua pihak fokus kepada anak-anak yang sakit. Setelah itu duduk bersama memikirkan langkah berikutnya. Bukan malah menolak datang dalam pertemuan dengan alasan lagi menjaga anak, lalu kemudian tiba-tiba muncul di media memberitakan dan parahnya menuduh bahwa pihak kami Ponpes Hubbul Wathon menutup-nutupi donatur dan lebih mementingkan donatur tersebut daripada nyawa anak-anak. Ini yang kami sangat sayangkan.

Baca Juga:   Latih 25 Jurnalis Muda, PWI Kutim Tularkan Ilmu

“Jadi begitu kejadiannya. Dia itu pertama nelpon saya mengatakan, ini orang tua wali mau melaporkan ke polisi mau masukkan ke media. Eh, tidak lama kemudian di whatshapp grup dia malah yang mengajak orang untuk melapor. Itu dia mengada-ngada bahasanya. Saya bilang biarlah anak ini dirawat dulu, diobati dulu, sesudah dari rumah sakit ayolah kita ketemu mari kita mencari solusi yang terbaik bersama-sama. Ada ini masih di WA grup,” tandasnya.

Terakhir, ia menyampaikan, pada dasarnya pihak kami tidak terima kalau dikatakan lebih mementingkan donatur daripada nyawa anak-anak santri. Itu sangat tidak etis.

“Makanya saya kaget loh kurang apa langkah kami ini, begitu kejadian pagi langsung kami konfirmasi ke puskesmas untuk datang memeriksa, dokter dan perawat 4 itu langsung di obati di tindak lanjuti, baru dirujuk, itu sudah tindakan kami lakukan kurang apa. Nah, sekarang ini anak-anak juga sudah pulih, yang menurut Pak Idris katanya dokter mendiagnosis mereka keracunan, tetapi kita belum mendapat secara resmi apakah itu betul benar adanya atau tidak. kalau kita vonis bahwa keracunan akibat nasi kotak. Wah, tidak semudah itu menuduh orang,” pungkasnya.(Rkt2)