SANGATTA – Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Timur (Kutim) baru saja meluncurkan buku foto berjudul “Pesona Wisata Kutim” dengan sampul cover cap telapak tangan pegunungan karst Sangkulirang-Mangkalihat dan beberapa ikon wisata Kutim lainnya. Total ada 254 halaman dalam buku foto ini.
Untuk diketahui, buku foto ini berisi titik-titik lokasi objek wisata Kutim beserta penjelasannya yang ada di 17 kecamatan mulai dari Teluk Pandan, Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Rantau Pulung, Bengalon, Kaubun, Kaliorang, Sangkulirang, Karangan, Sandaran, Muara Wahau, Kongbeng, Busang, Muara Ancalong, Muara Bengkal, Long Mesangat, Telen minus Kecamatan Batu Ampar.
Ditemui Radar Kutim, Kabid Pengembangan Ekraf Dispar Kutim Ahmad Rifani mengatakan jika buku foto ini menjadi keharusan dari tupoksi timnya yakni merangkum seluruh objek wisata di Kutim.
“Dalam buku foto ini, intinya Dispar ingin mendata secara detail apa-apa saja objek wisata di Kutim secara lengkap untuk bisa menarik wisatawan berkunjung ke Kutim,” tegasnya.
Mantan Kasi Objek Wisata Dispar Kutim itu menambahkan jika pihaknya harus mempunyai sebuah karya masterpiece yakni buku foto wisata.
“Karena saya pikir apabila hanya pendataan saja tanpa ada wujud produk rasanya kurang maksimal. Jadi ada ide untuk membuat buku foto wisata karena lebih menarik dan bisa dinikmati secara visual oleh orang banyak,” bebernya.
Untuk diketahui, dalam buku foto ini turut dijelaskan peta wisata yang ada di Kutim. Sampai jarak tempuh ke titik lokasi wisata serta jasa transportasi apa yang bisa digunakan.
“Nah data dari buku foto ini tentunya ke depan rasanya sangat diperlukan oleh wisatawan yang ingin mengeksplor alam Kutim apalagi buku foto ini dicetak dengan dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris,” tegasnya.
Kemudian, sebanyak 230 objek foto terangkum dalam buku foto ini yang diambil melalui tangkapan kamera digital hingga drone. Hingga kini buku inipun seringkali dibawa dalam even pameran dan kegiatan lainnya. Bahkan sebagian kajian dari referensi penelitian.
Selanjutnya, ia menegaskan jika 95 persen data yang diterangkan dalam buku tersebut dari dirinya.
“Kami harap buku ini menjadi pedoman bagi para wisatawan yang nantinya ingin mendapatkan informasi wisata di Tanah Tuah Bumi Untung Banua,” tutupnya.(Rkt1/Adv)