spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pandemi Covid-19 Paksa Pelaku Ekraf Promosi Lewat Jalur Digital

Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi salah satu sektor yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Kendati begitu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya membuat industri pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bertahan melewati pandemi, baik dari kampanye, pelatihan, hingga seminar.

Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Oneng Setya Harini mengatakan, saat ini masih banyak pelaku usaha yang belum memaksimalkan media digital untuk promosi, padahal kini hampir semua orang mengakses media digital untuk mencari informasi.

“Saat ini kita harus bangkit, kita tidak bisa melakukan pemasaran secara masif tetapi dengan media digital barang kita bisa terpromosikan ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri,” kata Oneng kepada awak media, Rabu (27/10/2021).

Untuk mendorong pelaku usaha bidang pariwisata dan ekraf di Tanah Air bisa memanfaatkan media digital ini, pihaknya bekerja sama dengan anggota komisi X DPR-RI Dapil Kaltim melakukan bimtek di wilayah Kutai Timur.

Baca Juga:   Dukung Penggabungan STAIS-STIPER, Wabup Berharap Jadi Ikon Kutim

“Kegiatan ini merupakan salah satu program Kemenparkraf kategori kolaborasi yang bertujuan upskiling atau meningkatkan kapasitas para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambahnya.

Saat ini sektor pariwisata sedang dilakukan pembatasan karena menyangkut mobilitas masyarakat, untuk itu sektor ekonomi kreatif didorong agar bergairah sehingga tanpa bergerak para pelaku usaha tetap produktif.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyebutkan, tujuan bimtek agar pelaku usaha pariwisata dan ekraf terbiasa melakukan promosi dengan memanfaatkan media digital terlebih dimasa pandemi Covid-19 saat ini.

“Pada masa pandemi ini media digital adalah yang paling efektif untuk promosi. Saat ini sudah era digital, mau tidak mau media digital harus dipakai, untuk itu kami meminta Kemenparekraf/Baperekraf untuk memberikan bimtek promosi wisata dan ekonomi kreatif,” terangnya.

Terkait masih adanya sejumlah lokasi wisata yang susah sinyal atau blank spot, menurutnya, bukan hanya terjadi di wilayah Kutim tetapi juga di daerah lainnya di Tanah Air.

Jadi, dirinya berharap ke depan Kominfo bisa menyediakan jaringan internet sehingga promosi yang dilakukan pelaku usaha wisata dapat maksimal. “Harapan kita semua pelosok bisa segera terjangkau jaringan internet, sehingga promosi segala event secara digital,” katanya. (Ref)

Baca Juga:   Support Budaya, DPAC Ikawangi Kaubun Dibantu Rp 150 Juta

Most Popular